kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Virus Cacar Monyet Semakin Menyebar, Makin Dekat dengan Indonesia


Senin, 23 Mei 2022 / 12:53 WIB
Virus Cacar Monyet Semakin Menyebar, Makin Dekat dengan Indonesia
ILUSTRASI. Gambar mikroskop elektron (EM) menunjukkan partikel virus cacar monyet dari sampel kulit manusia dalam foti tidak bertanggal yang diperoleh Reuters pada 18 Mei 2022. Cynthia S. Goldsmith, Russell Regnery/CDC/Handout via REUTERS.


Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - VIENNA. Virus cacar monyet semakin menyebar, setelah Austria melaporkan kasus pertama dugaan penyakit itu pada Minggu (22/5). Penyebaran cacar monyet juga semakin dekat ke Indonesia, pasca Australia mengonfirmasi kasus.

"Kasus dugaan virus cacar monyet dikonfirmasi," kata otoritas kesehatan Austria, seperti dikutip Reuters. Pasien laki-laki telah dites positif terkena virus dan dengan gejala cacar monyet, yakni demam dan ruam. 

Sementara Australia mengonfirmasi dua kasus cacar monyet, satu di Melbourne dan satu lagi di Sydney. Kasus di Melbourne adalah seorang pria berusia 30-an yang mengalami gejala ringan setelah pulang dari London pada 16 Mei lalu.

Mengutip ABC News, Otoritas kesehatan Negara Bagian New South Wales menyebutkan virus cacar monyet teridentifikasi pada seorang pria berusia 40-an yang baru saja kembali ke Sydney dari Eropa.

Baca Juga: Informasi Penting tentang Cacar Monyet dari WHO dan Gejalanya, Catat!

Sedang Badan Keamanan Kesehatan Inggris (UKHSA) mengonfirmasi penularan komunitas dalam kasus cacar monyet. 

"Kami menemukan kasus yang tidak teridentifikasi kontak dengan individu dari Afrika Barat, yang telah kami lihat sebelumnya di negara ini," kata Kepala Penasihat Medis UKHSA Susan Hopkins kepada BBC.

"Kami mendeteksi lebih banyak kasus setiap hari," ungkapnya.

Hopkins menolak untuk mengonfirmasi laporan bahwa satu orang berada dalam perawatan intensif. Tetapi, dia mengatakan, wabah itu terkonsentrasi di daerah perkotaan, di antara pria gay atau biseksual.

"Risiko populasi umum tetap sangat rendah saat ini, dan saya pikir orang perlu waspada terhadapnya," ujar dia seraya menambahkan, untuk kebanyakan orang dewasa, gejala cacar monyet "relatif ringan".

Baca Juga: WHO: Kasus Cacar Monyet Banyak Ditemukan pada Pria yang Berhubungan Seks dengan Pria

Chief Health Officer New South Wales Kerry Chant mengatakan, virus cacar monyet bukan penyebab kepanikan, mengingat tingkat penularannya yang rendah antarmanusia.

"Biasanya, Anda perlu melakukan kontak tatap muka yang cukup lama," katanya kepada ABC News. "Ini bukan mekanisme penyebaran yang sama seperti Covid-19 atau flu, di mana penularannya lebih cepat".

Namun, Chant meminta masyarakat tetap harus waspada terhadap gejala virus cacar monyet. 

"Dimulai dengan demam, nyeri otot, dan nyeri. Bisa terjadi di kelenjar getah bening yang besar, sakit kepala, lelah, dan lesu," jelasnya. "Dan kemudian diikuti dengan ruam satu sampai tiga hari. Seringkali ruam mulai di wajah".



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×