Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - SEOUL. Pejabat Korea Selatan mengatakan, Korsel dan Amerika Serikat berusaha menyepakati skala, cakupan, dan waktu latihan militer tahunan seiring mewabahnya virus corona yang mengancam akan mengganggu perjalanan pasukan AS.
Melansir Reuters, Menteri Pertahanan Korea Selatan Jeong Kyeong-doo dan Menteri Pertahanan AS Mark Esper melakukan panggilan telepon pada hari Selasa (21/7/2020). Akan tetapi, keduanya tidak dapat memutuskan rincian latihan, yang biasanya dimulai pada awal Agustus.
Baca Juga: Corona di Korea: Kasus lokal kembali naik setelah ditemukan kluster dari panti jompo
Pasukan AS-Korea (USFK) telah melaporkan hampir 50 kasus virus corona di antara pasukan, karyawan, dan keluarganya dalam tiga minggu terakhir, termasuk 10 kasus pada hari Senin. Semua dikonfirmasi pada saat kedatangan atau saat dalam karantina wajib dua minggu.
"Kami akan melihat perkembangan untuk menentukan skala, tanggal dan metode latihan," kata seorang pejabat Korea Selatan yang menolak disebutkan namanya karena kepekaan diplomatik masalah tersebut.
Baca Juga: Memanas, Kim Jong Un perintahkan militer Korea Utara tingkatkan kemampuan perang
"Kita akan melakukan apa pun hal yang diperlukan, tetapi keselamatan juga merupakan kunci untuk mempertahankan postur kesiapan pertahanan," kata pejabat itu, yang menyarankan latihan itu bisa melibatkan lebih banyak simulasi dan lebih sedikit pelatihan lapangan.
Lonjakan kasus virus corona yang dikaitkan dengan pasukan AS telah meningkatkan kekhawatiran di Korea Selatan. Kota Pyeongtaek, rumah bagi pangkalan besar AS, telah meminta pemerintah Korea Selatan untuk memastikan bahwa semua tentara AS dilakukan pengetesan sebelum kedatangan mereka.
Baca Juga: Pulau Ungu, tempat wisata baru di Korea Selatan yang serba ungu
Gangguan latihan yang mungkin terjadi datang pada waktu yang sensitif.
Presiden AS Donald Trump telah mempertanyakan nilai latihan dan pada tahun 2018 bahkan menyarankan kepada pemimpin Korea Utara Kim Jong Un bahwa ia akan mengakhiri latihan tersebut.
Ada sekitar 28.000 tentara AS di Korea Selatan.
Pejabat tersebut mengatakan, baik Jeong maupun Esper tidak membahas penarikan tentara AS. Dia menampik pembahasan itu sebagai hal yang "tidak berdasar". Sebelumnya, Wall Street Journal melaporkan baru-baru ini bahwa Pentagon telah menawarkan opsi Gedung Putih untuk mengurangi kehadiran militer AS di Korea Selatan.