Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Saat langkah-langkah karantina radikal telah membantu memperlambat laju penularan di China, namun ternyata penyebaran virus ini terbilang sangat cepat di tempat lain.
Jerman, yang memiliki sekitar 20 kasus, mengatakan sudah tidak mungkin untuk melacak semua rantai infeksi. Menteri Kesehatan Jens Spahn mendesak pemerintah daerah, rumah sakit dan pengusaha untuk meninjau perencanaan pandemi mereka.
Baca Juga: Thailand keluarkan travel advice ke 9 negara dengan wabah corona, ini daftarnya
Sementara itu, data Reuters menunjukkan, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan China telah melaporkan 412 kasus baru pada hari Selasa, sementara ada 459 kasus di 37 negara lain.
Namun, kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus menyarankan para diplomat di Jenewa pada hari Rabu agar tidak berbicara tentang pandemi - yang WHO definisikan sebagai penyebaran penyakit baru di seluruh dunia.
"Menggunakan kata pandemi secara sembarangan tidak memiliki manfaat nyata, tetapi memang memiliki risiko yang signifikan dalam hal memperkuat ketakutan dan stigma yang tidak perlu dan tidak dapat dibenarkan, dan melumpuhkan sistem," katanya. "Itu juga bisa menandakan bahwa kita tidak bisa lagi melawan virus, yang mana hal itu adalah tidak benar."
Baca Juga: China ke Rusia: Akhiri tindakan diskriminatif ke warga China karena virus corona
WHO mengatakan wabah memuncak di China sekitar 2 Februari setelah sejumlah langkah dilakukan, termasuk mengisolasi episentrum provinsi Hubei. Dikatakan hanya 10 kasus baru dilaporkan di China pada Selasa di luar Hubei.