kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Virus Marburg yang mematikan muncul lagi, WHO siapkan rencana kesiapsiagaan


Kamis, 12 Agustus 2021 / 21:02 WIB
Virus Marburg yang mematikan muncul lagi, WHO siapkan rencana kesiapsiagaan
ILUSTRASI. A logo is pictured on the headquarters of the World Health Orgnaization (WHO) in Geneva, Switzerland, June 25, 2020. REUTERS/Denis Balibouse


Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan

Prefektur Gueckedou adalah wilayah yang sama, di mana wabah Ebola merebak di Guinea tahun ini, serta awal wabah Afrika Barat 2014–2016 terdeteksi.

Penyakit virus Marburg memiliki tingkat kematian hampir 90%, menurut WHO. Saat ini, tidak ada pengobatan untuk melawannya, meskipun vaksin sedang dikembangkan. 

Tetapi, rehidrasi dengan cairan oral atau intravena dan pengobatan gejala tertentu bisa meningkatkan kelangsungan hidup pasien yang terpapar virus Marburg.

Wabah Marburg sebelumnya secara sporadis di benua Afrika dilaporkan terjadi di Angola, Republik Demokratik Kongo, Kenya, Afrika Selatan, dan Uganda. Terakhir kali terjadi pada 2017 di Uganda.

Penyakit ini pertama kali terdeteksi pada 1967 silam, menyusul dua wabah besar secara bersamaan di laboratorium di Kota Marburg, Jerman, dan di Beograd, ibu kota Yugoslavia saat itu.

Selanjutnya: Termasuk di Indonesia, WHO uji tiga obat baru untuk pasien COVID-19 parah



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×