Reporter: Ferrika Sari | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Visa dan Mastercard berpotensi menjadi perusahaan Amerika Serikat (AS) berikutnya yang mempunyai nilai pasar sebesar US$ 1 triliun. Harga saham kedua perusahaan melambung tinggi, yang saat ini berada di peringkat ke-7 dan ke-11 di antara perusahaan-perusahaan dalam indeks pasar S&P 500.
Harga saham Visa dan Mastercard telah naik sekitar 50% dalam satu tahun terakhir. Keduanya akan bernilai lebih dari US$ 1 triliun pada tahun 2023 jika kenaikan tahunan rata-rata dari tiga tahun terakhir akan berlanjut melonjak melewati Facebook Inc dan Berkshire Hathaway Inc.
Baca Juga: Wow, Suntory jual wiski berumur 55 tahun seharga Rp 378 juta per botol
Bisnis mereka menanjak seiring pergeseran masyarakat ke transaksi non-tunai yang didorong oleh kenaikan jumlah belanja online.
"Semuanya berjalan di atas jalur mereka. Mereka benar-benar duduk di tengah-tengah bank, konsumen dan pedagang dan itu benar-benar tempat yang patut ditiru,” kata Manajer Investasi Villere Balanced Fund Sandy Villere dilansir dari Reuters, Jumat (31/1).
Visa dan Mastercard mengantongi pendapatan hampir dua kali lipat selama lima tahun fiskal terakhir. Pendapatan Visa hampir US$ 23 miliar untuk Visa dan sekitar US$ 17 miliar untuk Mastercard, menurut data Refinitiv. Pendapatan per saham yang disesuaikan lebih dari dua kali lipat untuk kedua perusahaan selama periode itu.
Visa melaporkan pendapatan kuartalan pada Kamis malam yang sedikit meleset dari perkiraan analis, sehari setelah Mastercard mengalahkan estimasi laba kuartalan.
Baca Juga: Valuasi Amazon tembus US$ 1 triliun, ini penyebabnya
Sekitar 43% transaksi di seluruh dunia kecuali China dilakukan dengan menggunakan bentuk pembayaran digital, naik dari 28% pada 2010, menurut Lisa Ellis, analis senior di MoffettNathanson.
"Secara global, kami masih memiliki lima hingga 10 tahun, setidaknya, untuk penetrasi," kata Ellis.
Visa memegang 60% pangsa pasar kartu kredit dan debit, diikuti oleh Mastercard dengan 30%, menurut Ellis, dengan American Express jauh di belakangnya sebesar 8,5%.
Visa dan Mastercard sebagai bagian penting dari indeks S&P 500. Sementara Apple, Microsoft, dan perusahaan-perusahaan chip seperti Intel Corp sering mendapatkan perhatian besar, walaupun begitu Visa dan Mastercard telah menjadi kontributor utama dalam reli saham perusahaan di bidang teknologi.
Nilai saham mereka terkerek dalam satu dekade. Visa berdagang sekitar 31 kali lebih maju dalam perkiraan pendapatan di 12 bulan, sementara Mastercard berdagang 35 kali, menurut Refinitiv Datastream. Kedua saham diperdagangkan dengan nilai yang lebih tinggi di pasar secara rata-rata selama lima tahun terakhir.
Baca Juga: Virus corona menyebar cepat, kepanikan pembelian masker melanda banyak negara
Harga saham bergerak naik (bull market) terjadi lebih dari 10 tahun terakhir, sehingga bisa meredam penurunan. Saham mulai berada di posisi kuat di 2020 tapi muncul kekhawatiran atas penyebaran virus dari Cina.
Risiko bagi perusahaan, kata Ellis, termasuk persaingan yang lebih besar di sektor pembayaran dari perusahaan teknologi besar, serta peraturan yang lebih ketat dari pemerintah di seluruh dunia yang mungkin menghambat akses.
Perusahaan tidak duduk diam. Awal bulan ini, Visa setuju untuk membeli Plaid Inc secara dalam kesepakatan bernilai US$ 5,3 miliar untuk meningkatkan akses ke teknologi keuangan. Pada Agustus, Mastercard juga setuju untuk membeli mayoritas bisnis layanan korporat dari kelompok pembayaran Skandinavia Nets sekitar US$ 3,19 miliar.
Baca Juga: Facebook akan hapus kesalahan informasi virus corona usai WHO umumkan keadaan darurat
Visa memiliki nilai pasar US$ 449 miliar dan Mastercard berdiri di sekitar US$ 324 miliar pada penutupan Kamis. Sementara Apple Inc, Microsoft dan Google Alphabet bernilai US$ 1 triliun.