kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Vladimir Putin: Perundingan Perdamaian dengan Ukraina Temui Jalan Buntu


Rabu, 13 April 2022 / 06:59 WIB
Vladimir Putin: Perundingan Perdamaian dengan Ukraina Temui Jalan Buntu
ILUSTRASI. Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan bahwa pembicaraan damai dengan Ukraina telah menemui jalan buntu. Alexander Nemenov/Pool via REUTERS


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - LONDON. Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan bahwa pembicaraan damai dengan Ukraina telah menemui jalan buntu. Ini merupakan pernyataan publik pertamanya tentang konflik setelah lebih dari seminggu lalu bersumpah pasukannya akan menang.

Dengan menyebut perang di depan umum untuk pertama kalinya sejak pasukan Rusia mundur dari Ukraina utara setelah mereka dihentikan di gerbang Kyiv, Putin berjanji bahwa Rusia akan mencapai semua tujuan "mulia" di Ukraina.

Dalam sinyal terkuat hingga saat ini bahwa perang akan berlangsung lebih lama, Putin mengatakan Kyiv telah menggagalkan pembicaraan damai dengan melakukan apa yang dia katakan sebagai klaim palsu atas kejahatan perang Rusia. Yakni dengan menuntut jaminan keamanan untuk menutupi seluruh Ukraina.

"Kami kembali ke situasi buntu," kata Putin, pemimpin tertinggi Rusia sejak 1999, dalam jumpa pers saat berkunjung ke Vostochny Cosmodrome 3.450 mil (5.550 km) timur Moskow seperti yang dilansir Reuters.

Baca Juga: Ekonomi Rusia Diramal Alami Kontraksi 10% Lebih, Terbesar sejak Uni Soviet Runtuh

Ditanya oleh pekerja badan antariksa Rusia apakah operasi di Ukraina akan mencapai tujuannya, Putin berkata: "Tentu saja. Saya tidak ragu sama sekali."

Putin menjelaskan, Rusia akan "secara berirama dan tenang" melanjutkan operasinya. Akan tetapi, kesimpulan strategis yang paling penting adalah bahwa tatanan internasional unipolar yang telah dibangun Amerika Serikat setelah Perang Dingin bubar.

Putin mengatakan Rusia tidak punya pilihan selain berperang karena harus membela penutur bahasa Rusia di Ukraina timur dan mencegah bekas tetangga Sovietnya menjadi batu loncatan anti-Rusia bagi musuh Moskow.

Barat telah mengutuk perang itu sebagai perampasan tanah bergaya kekaisaran yang brutal yang menargetkan negara berdaulat. 

Ukraina mengatakan sedang berjuang untuk bertahan hidup setelah Putin mencaplok Krimea pada 2014 dan pada 21 Februari mengakui dua wilayah pemberontaknya sebagai negara berdaulat.

Baca Juga: Inggris: Jika Rusia Gunakan Senjata Kimia di Ukraina, Semua Opsi Ada di Atas Meja

Putin menolak sanksi Barat, yang telah mengarahkan Rusia ke resesi terburuk sejak tahun-tahun setelah jatuhnya Uni Soviet pada 1991, sebagai kegagalan.

"Blitzkrieg yang diperhitungkan musuh kita tidak berhasil," kata Putin. "Amerika Serikat siap bertarung dengan Rusia sampai Ukraina terakhir - begitulah adanya."

Putin, yang telah muncul di mana-mana di televisi Rusia pada hari-hari awal perang, sebagian besar telah mundur dari pandangan publik sejak penarikan Rusia dari Ukraina utara dua minggu lalu.

Baca Juga: Menlu Rusia: Presiden Putin Berulang Kali Menekankan, Kami Lebih Pilih Pembicaraan

Satu-satunya penampilan publiknya dalam seminggu terakhir adalah di pemakaman seorang anggota parlemen nasionalis, di mana dia tidak secara langsung berbicara tentang perang. 

Pada hari Senin ia bertemu dengan kanselir Austria di sebuah kediaman pedesaan di luar Moskow tetapi tidak ada gambar dari pertemuan itu yang dirilis.




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×