Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - BEIJING. Pada Rabu (18/10/2023), Presiden Rusia Vladimir Putin menegaskan bahwa Amerika Serikat semakin terlibat dalam konflik Ukraina. Menurut Putin, Amerika membuat kesalahan besar dengan memberikan rudal ATACMS jarak jauh kepada Kyiv.
Melansir Reuters, Putin mengatakan pada konferensi pers saat berkunjung ke Tiongkok, dirinya telah memberi pengarahan kepada Presiden Xi Jinping secara rinci tentang Ukraina. Dia mengatakan faktor eksternal dan ancaman bersama hanya memperkuat kerja sama Rusia-China.
Pemimpin Kremlin itu mengatakan, keputusan Washington untuk memasok Sistem Rudal Taktis Angkatan Darat (ATACMS), yang penggunaannya dikonfirmasi Kyiv pada hari Selasa, hanya memperpanjang penderitaan bagi Ukraina.
"Pertama, hal ini tentu saja menimbulkan kerugian dan menimbulkan ancaman tambahan. Kedua, tentu saja kita akan mampu menghalau serangan-serangan ini. Perang adalah perang," kata Putin.
Dia menambahkan, "Tetapi yang paling penting, mereka pada dasarnya tidak memiliki kapasitas untuk mengubah situasi di jalur kontak sama sekali... Ini adalah kesalahan lain yang dilakukan Amerika Serikat."
Baca Juga: Senyum Hangat Xi Jinping Sambut Vladimir Putin di Beijing
Ukraina telah berulang kali meminta ATACMS kepada Washington untuk membantunya menyerang dan mengganggu jalur pasokan, pangkalan udara, dan jaringan kereta api di wilayah yang diduduki Rusia. Ini menjadikan AS semakin terlibat secara pribadi dalam konflik ini.
"Dan jangan ada yang mengatakan bahwa mereka tidak ada hubungannya dengan ini. Kami yakin mereka ada hubungannya," kata Putin.
Putin mencatat bahwa Amerika Serikat telah mengirim dua kelompok kapal induk ke Mediterania sebagai tanggapan atas ledakan kekerasan antara Israel dan Palestina, dan mengatakan dia telah memerintahkan pesawat Rusia dengan rudal hipersonik Kinzhal untuk berpatroli di Laut Hitam.
Putin mengatakan bahwa hal yang baik adalah bahwa negara-negara Barat mulai berbicara tentang perlunya menyelesaikan krisis Ukraina dengan cara damai, meskipun ia tidak menyebutkan contohnya.
Rusia telah lama mengatakan pihaknya bersedia untuk bernegosiasi, tetapi hanya jika Kyiv menerima “kenyataan baru”, yang berarti pendudukan Moskow atas lebih dari seperenam wilayah Ukraina.
Baca Juga: Putin Telepon Netanyahu untuk Pertama Kali Sejak Serangan, Apa yang Dibicarakan?
Kyiv bersikeras melakukan penarikan penuh pasukan Rusia, termasuk dari semenanjung Krimea, yang dianeksasi Moskow pada tahun 2014.
Sebelumnya, Reuters juga memberitakan, pasukan Ukraina menggunakan rudal ATACMS jarak jauh yang dipasok AS untuk pertama kalinya. Hal tersebut menimbulkan kerusakan parah di dua lapangan terbang di wilayah yang diduduki Rusia. Dan Presiden Volodymyr Zelenskiy mengatakan pada hari Selasa bahwa senjata tersebut telah “terbukti” efektif.
Militer Ukraina telah mengeluarkan laporan sepanjang hari tentang keberhasilan serangan berpresisi tinggi terhadap lapangan udara dekat Luhansk di timur Ukraina dan di Berdiansk di selatan, di Laut Azov, keduanya berada di bawah kendali Rusia.
"Hari ini, terima kasih khusus kepada Amerika Serikat. Perjanjian kami dengan Presiden Biden sedang dilaksanakan. Sangat akurat - ATACMS telah membuktikan diri," kata Zelenskiy dalam pidato yang disiarkan lewat video.
Ukraina telah berulang kali meminta pemerintah AS untuk memberikan ATACMS (Sistem Rudal Taktis Angkatan Darat). Kyiv berjanji tidak akan menggunakannya di dalam wilayah Rusia namun mengatakan senjata ampuh tersebut akan mengubah jalannya perang yang telah berlangsung selama 20 bulan.