kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Waduh, nilai IPO global mengerucut tajam kuartal 3


Senin, 01 Oktober 2012 / 12:05 WIB
Waduh, nilai IPO global mengerucut tajam kuartal 3
ILUSTRASI. Biarawan Buddha dan umat menghadiri parade lampion dalam perayaan ulang tahun Buddha di sebuah kuil di Seoul, di tengah pandemi penyakit virus korona (COVID-19), di Seoul, Korea Selatan, Kamis (6/5/2021). REUTERS/Heo Ran.


Sumber: Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

NEW YORK. Pelaku pasar saham dunia memilih menahan diri seiring perlambatan ekonomi dunia di sepanjang kuartal III. Hal itu dapat dilihat dari rendahnya nilai initial public offerings (IPO) global pada kuartal lalu ke level kedua terendah sejak krisis finansial melanda perekonomian dunia.

Berdasarkan data yang dihimpun Bloomberg, nilai IPO dunia di sepanjang tiga bulan yang berakhir September 2013 hanya mencapai US$ 21,3 miliar. Angka tersebut 48% lebih rendah ketimbang pencapaian pada kuartal sebelumnya.

Sekadar kilas balik, nilai IPO global pernah mencatatkan nilai terendahnya pada saat terjadi Great Depression ekonomi AS pada Juni 2009 lalu. Pada waktu itu, nilai IPO pada kuartal pertama tahun 2009 hanya sebesar US$ 16,4 miliar.

Di kuartal III lalu, Japan Airlines berhasil menyelesaikan IPO dengan nilai terbesar di 2012 setelah Facebook Inc. Sayangnya, harga saham Facebook terus melorot. Sehingga, jika dihitung, saham Facebook sudah tergerus 53% pada kuartal III lalu.  

Kondisi pasar yang tidak kondusif juga mendorong sejumlah perusahaan gagal melantai. Misalnya saja Fender Musical Instrument Corp dan CKE Inc yang menunda rencana mereka untuk mencatatkan sahamnya di bursa setelah gagal mencapai kesepakatan harga dengan investor.

Menurut Frank Maturo, vice chairman of equity capital markets Bank of America, salah satu faktor yang menyebabkan perusahaan menunda IPO adalah permintaan diskon oleh buyer yang cukup tinggi. "Sebaliknya, jika diskon yang diminta berada pada level tradisional, mereka akan melanjutkan rencananya," jelasnya.

Maturo menambahkan, investor pada jaman dulu biasanya berharap harga IPO lebih murah 10-15% dari harga saham yang ditransaksikan di publik. Namun, saat ini mereka meminta diskon dengan jumlah melampaui 20%.

Nilai IPO di Asia juga buruk

Selain di AS, penurunan nilai IPO juga terjadi di kawasan Eropa Barat. Nilai IPO pada kuartal III lalu mencapai US$ 385 juta. Ini merupakan level terendah sejak kuartal I 2009.

"Sejauh ini, pasar modal Eropa cukup kering. Namun,  berdasarkan hasil diskusi dengan para investor, mereka mulai tertarik untuk masuk ke pasar modal jika harganya cocok," jelas Alasdair Warren, head of Europe equity capital markets Goldman Sachs Group Inc.

Bagaimana dengan Asia? Rupanya, nilai IPO di kawasan Asia Pacific merupakan yang terburuk sejak 2008 pada kuartal lalu. Hal ini terjadi seiring perlambatan ekonomi di China.

Untuk periode tiga bulan yang berakhir September 2012, nilai IPO di Asia hanya sebanyak US$ 16,7 miliar. Naik tipis dari nilai IPO pada periode yang sama tahun lalu senilai US$ 13,6 miliar.


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×