Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Prospek adanya kemajuan dalam perundingan perdagangan AS-China meredup pada Senin (7/10). Ada dua sinyal yang menunjukkan hal ini. Pertama, Washington memasukkan perusahaan-perusahaan China ke daftar hitam atas perlakuan Beijing terhadap kelompok minoritas etnis Muslim. Kedua, Presiden Donald Trump mengatakan sangat tidak mungkin untuk mencapai kesepakatan dalam hal perdagangan dalam kurun waktu singkat.
Langkah yang diambil oleh Departemen Perdagangan AS dapat memperdalam perpecahan antara Washington dan Beijing pada titik kritis dalam perang dagang yang sudah berlangsung selama 15 bulan terakhir. Perang dagang ini telah mengguncang pasar keuangan dan memicu perlambatan ekonomi global.
Hal lain yang juga menjadi kontroversi yang meluas adalah adanya tweet dari pejabat Asosiasi Bola Basket Nasional AS. Dukungannya terhadap aksi protes pro demokrasi Hong Kong yang kemudian mendapat teguran dari NBA, memicu reaksi keras.
Baca Juga: Hindari efek domino AS-Eropa, ini dua hal mendesak yang harus dilakukan pemerintah
Trump dan penasihat ekonomi utamanya, Larry Kudlow, cukup optimistis tentang perundingan dengan China yang akan berlangsung minggu ini. Ini merupakan perundingan tingkat tinggi pertama dalam lebih dari dua bulan. Akan tetapi Trump bersikeras dia tidak akan puas dengan kesepakatan parsial.
"Kami pikir akan ada peluang bagi kami untuk bisa melakukan sesuatu yang sangat substansial," kata Trump, merujuk pada pembicaraan tingkat menteri yang dijadwalkan akhir pekan ini. "Saya lebih suka kesepakatan besar dan saya pikir itulah tujuan kami."
Saat ditanya tentang adanya kemajuan dalam pertemuan pada pekan ini, Trump terdengar lebih skeptis. "Bisakah sesuatu terjadi? Kurasa, mungkin. Siapa tahu. Tapi kurasa itu tidak mungkin," katanya.
Baca Juga: Larry Kudlow: Tidak ada opsi delisting perusahaan China di bursa AS
Trump juga berharap China menemukan resolusi yang manusiawi dan damai untuk protes di Hong Kong, dan memperingatkan situasi tersebut berpotensi untuk melukai perundingan perdagangan.
"Jika sesuatu yang buruk terjadi, saya pikir itu akan menjadi hal yang sangat buruk untuk negosiasi. Saya pikir secara politis itu akan sangat sulit," katanya kepada wartawan di Gedung Putih.
Polisi di Hong Kong telah menggunakan peluru karet, gas air mata dan meriam air dalam menghadapi aksi demonstran pro-demokrasi di Hong Kong, yang telah menyebabkan negara kota itu terjerumus ke dalam krisis politik terburuk dalam beberapa dekade.
Beijing memandang dukungan A.S. untuk protes pro-demokrasi di Hong Kong mengganggu kedaulatannya.