Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Perusahaan yang termasuk dalam indeks utang baru sudah berutang hampir 40% lebih banyak daripada yang mereka lakukan pada 2014. Kini, pertumbuhan utang telah melampaui pertumbuhan laba perusahaan.
Keuntungan sebelum pajak untuk kelompok yang sama dari 900 perusahaan telah meningkat 9,1% secara kolektif menjadi US$ 2,3 triliun. Gearing, ukuran utang relatif terhadap keuangan pemegang saham, mencapai rekor 59% pada 2019, sementara proporsi laba yang ditujukan untuk pembayaran pembayaran bunga juga naik ke posisi tertinggi baru.
Baca Juga: BI perkirakan inflasi bulan Juli 2020 sebesar 0,04%
Perusahaan-perusahaan AS berutang hampir setengah dari utang perusahaan dunia sebesar US$ 3,9 triliun dan telah melihat peningkatan tercepat dalam lima tahun terakhir dari setiap negara dengan perekonomi utama, kecuali Swiss, di mana telah terjadi gelombang transaksi merger dan akuisisi utama.
Jerman berada di posisi nomor dua dengan nilai utang US$ 762 miliar. Negara ini juga memiliki tiga perusahaan yang paling banyak berhutang di dunia yakni Volkswagen, yang dengan nilai US$ 192 miliar.
Baca Juga: Belanja pemerintah pusat sepanjang semester I 2020 tumbuh 6%
Sebaliknya, seperempat perusahaan dalam indeks baru tidak memiliki hutang sama sekali, dan beberapa memiliki cadangan uang tunai yang besar. Yang terbesar adalah US$ 104 miliar yang merupakan milik Alphabet, pemilik Google.
Meyer mengatakan pasar obligasi memiliki beberapa cara untuk kembali ke kondisi pra-Covid. Sementara ancaman virus yang sedang berlangsung, terutama lonjakan baru-baru ini dalam kasus AS, tetap menjadi perhatian utama investor.
"Ini semua adalah resep untuk pandangan yang lebih menantang daripada yang kami kira dua bulan lalu," katanya.