kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Waduh, utang 900 perusahaan global di 2020 bisa meroket jadi US$ 1 triliun!


Senin, 13 Juli 2020 / 07:57 WIB
Waduh, utang 900 perusahaan global di 2020 bisa meroket jadi US$ 1 triliun!
ILUSTRASI. Ilustrasi dollar AS. REUTERS/Dado Ruvic/Illustration/File Photo


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - LONDON. Sebuah studi baru mengungkapkan, 900 perusahaan terkemuka akan mengajukan utang baru dengan nilai US$ 1 triliun pada 2020. Kondisi ini terjadi seiring langkah perusahaan yang berupaya untuk menopang keuangan mereka di tengah pandemi virus corona.

Melansir Reuters, dengan demikian, total utang perusahaan global akan melonjak 12% menjadi sekitar US$ 9,3 triliun. Ini merupakan peningkatan yang belum pernah terjadi sebelumnya dan menambah akumulasi utang pada tahun sebelumnya.

Asal tahu saja, pada tahun lalu, nilai utang perusahaan global juga mengalami kenaikan tajam sebesar 8%. Hal itu didorong oleh merger dan akuisisi, serta utang oleh perusahaan-perusahaan yang meminjam dana untuk membiayai pembelian kembali saham dan dividen. Akan tetapi, lompatan nilai utang tahun ini memiliki alasan yang sangat berbeda karena virus corona menguras laba perusahaan.

Baca Juga: Ramalan ekonom: Pengangguran akan melonjak 10% tahun ini

"Covid-19 telah mengubah segalanya," kata Seth Meyer, manajer portofolio di Janus Henderson, perusahaan yang menyusun analisis untuk indeks utang perusahaan baru. "Sekarang ini isunya lebih pada melestarikan modal dan membangun neraca yang diperkaya," jelasnya.

Masih mengutip Reuters, pada periode Januari hingga Mei 2020, perusahaan menyerap dana dari pasar obligasi senilai US$ 384 miliar. Meyer memperkirakan, dalam beberapa minggu terakhir, penerbitan utang dari perusahaan berisiko "yield tinggi" dengan peringkat kredit yang lebih rendah akan menembus rekor baru.

Baca Juga: Cadangan devisa Juni meningkat, komponen monetary gold sumbang peningkatan terbesar

Pasar obligasi telah ditutup untuk semua, kecuali perusahaan-perusahaan yang paling tepercaya pada bulan Maret. Akan tetapi, pasar telah kembali dibuka lebar-lebar lagi oleh program-program pembelian utang perusahaan darurat dari bank-bank sentral seperti Federal Reserve AS, Bank Sentral Eropa dan Bank Jepang.

Perusahaan yang termasuk dalam indeks utang baru sudah berutang hampir 40% lebih banyak daripada yang mereka lakukan pada 2014. Kini, pertumbuhan utang telah melampaui pertumbuhan laba perusahaan.

Keuntungan sebelum pajak untuk kelompok yang sama dari 900 perusahaan telah meningkat 9,1% secara kolektif menjadi US$ 2,3 triliun. Gearing, ukuran utang relatif terhadap keuangan pemegang saham, mencapai rekor 59% pada 2019, sementara proporsi laba yang ditujukan untuk pembayaran pembayaran bunga juga naik ke posisi tertinggi baru.

Baca Juga: BI perkirakan inflasi bulan Juli 2020 sebesar 0,04%

Perusahaan-perusahaan AS berutang hampir setengah dari utang perusahaan dunia sebesar US$ 3,9 triliun dan telah melihat peningkatan tercepat dalam lima tahun terakhir dari setiap negara dengan perekonomi utama, kecuali Swiss, di mana telah terjadi gelombang transaksi merger dan akuisisi utama.

Jerman berada di posisi nomor dua dengan nilai utang US$ 762 miliar. Negara ini juga memiliki tiga perusahaan yang paling banyak berhutang di dunia yakni Volkswagen, yang dengan nilai US$ 192 miliar.

Baca Juga: Belanja pemerintah pusat sepanjang semester I 2020 tumbuh 6%

Sebaliknya, seperempat perusahaan dalam indeks baru tidak memiliki hutang sama sekali, dan beberapa memiliki cadangan uang tunai yang besar. Yang terbesar adalah US$ 104 miliar yang merupakan milik Alphabet, pemilik Google.

Meyer mengatakan pasar obligasi memiliki beberapa cara untuk kembali ke kondisi pra-Covid. Sementara ancaman virus yang sedang berlangsung, terutama lonjakan baru-baru ini dalam kasus AS, tetap menjadi perhatian utama investor.

"Ini semua adalah resep untuk pandangan yang lebih menantang daripada yang kami kira dua bulan lalu," katanya.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×