Reporter: Asnil Bambani Amri | Editor: Asnil Amri
TOKYO. Jepang mencatat rekor defisit perdagangan pada bulan Januari lalu karena kemerosotan ekspor akibat krisis utang Eropa.
Kantor berita NHK, hari ini (20/2) melansir, perdagangan luar negeri Jepang menyusut akibat tingginya impor bahan bakar minyak (BBM) dan gas setelah bencana nuklir melanda Maret 2011 lalu.
Hal itu tercermin dalam laporan yang dirilis oleh Departemen Keuangan Jepang Senin (20/2). Dalam laporan pendahuluan, defisit perdagangan Jepang pada Januari mencapai US$ 18,4 miliar, defisit tertinggi pada bulan ke-4 secara berturut-turut.
Ekspor Jepang anjlok 9,3% dari tahun sebelumnya, akibat penurunan ekspor baja dan elektronik ke China dan ke pasar Asia lainnya.
Sementara itu, impor Jepang melonjak 9,8%, yang disebabkan oleh kenaikan impor gas alam cair dan BBM menyusul penutupan pembangkit nuklir setelah bencana nuklir Fukushima.
Departemen Keuangan menyebutkan, defisit pada Januari itu merupakan defisit terbesar dalam 33 tahun perdagangan Jepang. Sementara itu, kenaikan harga minyak diprediksi akan membuat defisit Jepang akan berlanjut.