kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Wah, pesawat pembom siluman terbaru China diprediksi akan melakukan debut tahun ini


Selasa, 05 Mei 2020 / 17:22 WIB
Wah, pesawat pembom siluman terbaru China diprediksi akan melakukan debut tahun ini
ILUSTRASI. Pesawat pembom H-6 Angkatan Udara China PLA terbang dekat Pesawat Tempur F-16 Taiwan pada foto selebaran 10 Februari 2020 ini yang disediakan oleh Kementerian Pertahanan Nasional Taiwan. Pembom siluman jarak jauh Xian H-20 China dapat melakukan debutnya t


Sumber: South China Morning Post | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - BEIJING. Pesawat pembom generasi baru China kemungkinan siap untuk pengiriman tahun ini, tetapi Beijing dikabarkan menimbang dampak terkait waktu yang kompleks dalam hubungan regional karena pandemi virus corona.

Melansir South China Morning Post, sumber-sumber militer mengatakan, pembom siluman supersonik Xian H-20 yang diperkirakan akan menggandakan jangkauan serangan China dapat membuat penampilan publik pertamanya di Zhuhai Airshow tahun ini pada November.

Baca Juga: Ini daftar negara dengan kasus corona tertinggi di dunia, Indonesia?

"Zhuhai Airshow diharapkan menjadi platform untuk mempromosikan citra China dan keberhasilannya dalam pengendalian pandemi dan memberi tahu dunia luar bahwa penularannya tidak berdampak besar pada perusahaan industri pertahanan China," kata seorang sumber.

Tetapi penampilan bomber di pertunjukan udara tahun ini dapat meningkatkan ketegangan dengan secara langsung karena mengancam negara-negara dalam jangkauan serangannya, terutama Australia, Jepang dan semenanjung Korea.

"Kepemimpinan di Beijing masih hati-hati mempertimbangkan apakah akan mempengaruhi keseimbangan regional, terutama karena ketegangan regional telah meningkat atas pandemi Covid-19," kata sumber lain.

"Seperti rudal balistik antarbenua, semua pembom strategis dapat digunakan untuk mengirimkan senjata nuklir. Jika Cina mengklaim memprioritaskan kebijakan pertahanan nasional yang murni bersifat defensif, mengapa mereka membutuhkan senjata ofensif seperti itu?" lanjut dia.

Baca Juga: Tensi di Luat China Selatan masih tinggi, China gelar latihan militer

Ketegangan di wilayah itu memburuk dalam sebulan terakhir karena perang kata-kata antara Beijing dan Washington tentang pandemi corona.

Dan kedua belah pihak juga tengah meningkatkan patroli angkatan laut fi Selat Taiwan dan Laut China Selatan.




TERBARU

[X]
×