kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.343.000 -0,81%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Wal-Mart kembali tersandung kasus di China


Jumat, 15 Juni 2012 / 16:17 WIB
Wal-Mart kembali tersandung kasus di China
ILUSTRASI. Para buruh bekerja di jalur perakitan untuk memproduksi ventilator di tengah penyebaran penyakit virus korona (COVID-19). REUTERS/Kham


Reporter: Dyah Megasari, Financial Times, BBC |

BEIJING. Skandal standar kesehatan di China kembali mencuat. Wal-Mart kembali diduga berbuat curang.

Wal-Mart China dituduh melanggar standar keselamatan pangan hanya beberapa bulan setelah skandal kesalahan label daging babi. Masalah itu menyebabkan penutupan toko dan pengunduran diri kepala perwakilan China.

Badan Pengawas Makanan Beijing membeberkan bahwa pada Maret lalu, Wal-Mart Beijing menjual minyak wijen dan cumi-cumi yang mengandung bahan kimia berbahaya dan bisa menyebabkan kanker.

Tuduhan terpisah juga disampaikan pekan ini oleh departemen peternakan kota Dazhou yang menyebut Wal-Mart menjual daging iga dari babi yang terpapar penyakit.

Tak tinggal diam, Wal-Mart melakukan pembelaan diri. Lewat sebuah pernyataan yang dikutip Financial Times, Wal-Mart mengklaim telah memindahkan produk babi dari rak penjualan dan tengah berkoordinasi dengan pemerintah kota Dazhou.

Kasus ini diumumkan ke publik pekan ini, karena bertepatan dengan pekan keselamatan pangan China.

Permasalahan sensitif

Kabar ini kembali mencuat saat Wal-Mart berusaha keras memulihkan citra mereka yang tercoreng skandal keselamatan pangan tahun lalu. Padahal bagi perusahaan asal Amerika Serikat (AS) tersebut, China adalah salah satu pasar dengan pertumbuhan tercepat

Oktober lalu, di Wal-Mart Chongqing ditemukan juga daging babi biasa dengan label babi organik dengan harga yang mahal. Dua manajer toko Wal-Mart ditangkap terkait kasus tersebut dan berujung pada restrukturisasi manajemen di China.

Keselamatan pangan terus menjadi isu penting di Negeri tirai Bambu ini. Pengamat berpendapat, otoritas China harus lebih keras terhadap perusahaan asing dalam kasus ini.




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×