Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - HONG KONG. Hong Kong mengumumkan pembatasan virus corona baru yang ketat. Kondisi ini diperparah dengan semakin minimnya pasokan sayuran. Ini dikarenakan pengemudi truk yang dites positif COVID-19 tidak dapat membawa pasokan sayur-sayuran dari daratan China.
Melansir Reuters, pusat keuangan Asia itu melaporkan rekor 625 kasus virus corona pada hari Selasa (8/2/2022), dengan kasus kemungkinan akan terus meningkat dengan cepat. Menurut pihak berwenang, ada 2.600 kasus infeksi baru selama dua minggu terakhir dibandingkan dengan hanya dua kasus pada Desember.
Menanggapi tren yang mengkhawatirkan, pemimpin Hong Kong Carrie lam mengatakan pertemuan publik akan dibatasi untuk dua orang dari empat saat ini. Sementara, gereja dan salon rambut akan tutup mulai Kamis, bergabung dengan banyak tempat yang sudah ditutup.
Lam juga mengumumkan larangan pertemuan pribadi lebih dari dua keluarga, meskipun tidak jelas bagaimana pihak berwenang akan menegakkannya.
Baca Juga: Panik Kasus Covid-19 Rekor, Penduduk Hong Kong Serbu Supermarket
"Waktunya telah tiba bagi Hong Kong untuk mengambil beberapa tindakan keras," kata Lam dalam jumpa pers.
Dia menambahkan, "Kami mengadopsi langkah-langkah ketat untuk melindungi Hong Kong."
Pasokan sayuran Hong Kong pada Selasa sekitar sepertiga dari Senin setelah beberapa pengemudi truk lintas batas, yang membawa produk dari China daratan, dinyatakan positif, kata pemerintah.
Rak-rak yang menyimpan sayuran kosong di supermarket-supermarket di kota. Sementara orang banyak membanjiri pasar-pasar segar untuk membeli produk-produk terbatas yang tersedia. Makanan lain tetap tersedia.
Baca Juga: Ada Perayaan Imlek, Tingkat Konsumsi di China Ikut Terdongkrak
Di sebuah pasar di pusat kota distrik Wan Chai, seorang anggota staf dari toko sayur Qiandama, berteriak kepada orang banyak untuk tidak masuk.
"Tidak ada lagi sayuran di dalamnya... Ini seperti medan perang," katanya ketika orang-orang mencoba menyerang.
Beberapa kios sayur dan buah yang menjual produk China daratan tutup sementara yang lain menjual produk dengan harga dua kali lipat dari biasanya.
Untuk saat ini, kata Lam, opsi terbaik adalah mematuhi strategi "nol dinamis" yang digunakan oleh China daratan untuk menekan semua wabah virus corona sesegera mungkin.
Baca Juga: Hong Kong Izinkan Toko Hewan Lanjutkan Bisnis Usai Pemusnahan Hamster
Surat kabar resmi Partai Komunis China, People's Daily, telah mendorong Hong Kong untuk mengikuti pendekatan China untuk menahan virus dalam sebuah editorial pada hari Senin.
"Ketika tingkat vaksinasi meningkat, ketika Omicron menghilang dan ketika hal-hal lain terjadi, kami akan meninjau kembali strategi kami," kata Lam.
Kebijakan virus corona Hong Kong telah mengubah pusat perjalanan dan bisnis Asia menjadi salah satu kota besar paling terisolasi di dunia.
Baca Juga: Pasien Covid-19 Omicron Meninggal Bertambah, Kenali Gejala yang Terjadi
Korban ekonomi dan psikologis dari pendekatan garis keras meningkat dengan cepat. Ini dikarenakan kebijakan yang diterapkan menjadi lebih kejam daripada yang pertama kali diterapkan pada awal pandemi pada tahun 2020.
Penerbangan turun sekitar 90%, sekolah, taman bermain, gym, serta sebagian besar tempat lainnya ditutup. Restoran tutup pukul 6 sore. Sementara kebanyakan orang, termasuk sebagian besar pegawai negeri, bekerja dari rumah.
Semua pembatasan kegiatan ini diperpanjang hingga 24 Februari.
Tidak hanya itu, izin vaksin kota juga akan diberlakukan. Menurut Lam, orang-orang yang ingin memasuki pusat perbelanjaan, supermarket, dan tempat-tempat lain harus divaksinasi terlebih dulu.
Fasilitas karantina pemerintah juga mendekati maksimum karena pihak berwenang berjuang untuk mengikuti skema pelacakan kontak yang kaku.
Banyak pakar kesehatan mengkritik strategi Hong Kong saat ini yang menutup diri, ketika seluruh dunia beralih ke hidup dengan virus corona.
Dokter mengatakan kesehatan mental masyarakat akan menderita, terutama di keluarga di mana orang berpenghasilan lebih rendah, atau anak-anak tidak bisa pergi ke sekolah karena pembatasan.
Berburu toko sayuran, seorang pria berusia 60 tahun, yang bermarga Ngai, mengatakan pihak berwenang harus membantu memasok lebih banyak makanan karena harga melonjak.
"Pemerintah tidak melakukan apa-apa, sehingga penjual sayur menaikkan harga," katanya. "Sangat sulit menjadi orang Hong Kong."