Sumber: CNBC | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Investor kawakan Warren Buffett telah memasuki usia 91 tahun pada 30 Agustus 2021 kemarin. Sebelum memasuki usia tersebut, Buffett telah mengambil sejumlah langkah untuk memastikan perusahaan yang dia kelola yakni Berkshire Hathaway dan penggantinya nantinya, berada pada posisi yang lebih baik untuk meraup keuntungan dari ekonomi baru yang digerakkan teknologi.
Hal ini berbeda dengan bisnis perusahaan yang selama ini menjadi tempat investasi Warren Buffett yang lebih banyak ke perusahaan yang digerakkan ekonomi lama atau tradisional. Mulai dari perusahaan rel kereta api, baterai, asuransi, perabot rumah tangga dan ritel.
Apalagi fokus Berkshire untuk berinvestasi pada perusahaan yang digerakkan ekonomi lama telah membuat perusahaan investasi Buffett melewatkan pertumbuhan eksplosif perusahaan teknologi semisal Amazon selama bertahun-tahun, seperti dilansir dari CNBC, Selasa (31/8).
Baca Juga: Warren Buffett ungkap cara menaikkan kualitas diri hingga 50% lebih
Namun di masa senjanya, Warren Buffett menunjukkan keterbukaannya untuk berinvestasi pada perusahaan teknologi. Warren Buffett menyimpang dari prinsip investasi lama yang ia pegang teguh dengan membuka diri dan beradaptasi pada dunia baru.
Hal itu terlihat dari eksposur Berkshire pada saham perusahaan teknologi yang terus berkembang dan telah mencapai 45% dari portofolio Berkshire Hathaway. Hal itu berkat kepemilikan Berkshire yang besar pada saham Apple.
Warren Buffett untuk pertama kali mengoleksi saham Apple pada tahun 2016 dan telah meningkatkan investasinya hingga lebih dari US$ 120 miliar dan menjadi ekuitas terbesar dalam portofolionya sejauh ini.
Padahal sepuluh tahun lalu, kepemilikan ekuitas terbesar Buffett masih pada perusahaan ekonomi lama dan sangat sedikit di saham perusahaan teknologi.
Baca Juga: Berkshire lepas kepemilikan sahamnya di perusahaan farmasi
Untuk mengejar pertumbuhan investasi dalam portofolionya, Buffett telah memburu saham perusahaan yang melakukan IPO atau pun berinvestasi pada perusahaan yang bersiap untuk IPO. Padahal dulu Warren Buffett suka sekali mengejek aksi investasi seperti ini.