kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,52   -28,21   -3.04%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Waspada! E.coli yang mematikan di Eropa merupakan bakteri jenis baru


Jumat, 03 Juni 2011 / 11:42 WIB
Waspada! E.coli yang mematikan di Eropa merupakan bakteri jenis baru
ILUSTRASI. Sejumlah pengunjung terlihat mendatangi gerai resmi Xiaomi yang ada di kota Chennai, India, 8 Oktober 2019.


Reporter: Dyah Megasari, BBC |

LONDON. Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan wabah keracunan makanan yang mematikan di Jerman disebabkan oleh jenis bakteri E.coli yang tidak pernah diketahui sebelumnya. WHO mengatakan, bakteri baru ini diduga merupakan keturunan dua bakteri yang berbeda.

"Galur (strain) ini belum pernah terdeteksi pada wabah sebelumnya," kata juru bicara WHO, Aphaluck Bhatiasevi. Berdasarkan analisis genetika awal diketahui bahwa bakteri ini unik.

Dr Paul Wigley, ahli penyakit terkait makanan di Universitas Liverpool, Inggris juga berpendapat E.coli kali ini baru. "Satu bakteri buruk tampaknya mendapat toksin dari bakteri buruk lainnya yang menghasilkan bakteri lebih buruk lagi," jelas Dr Wigley.

"Tampaknya bakteri ini memproduksi dua toksin yang menyebabkan kerusakan dan menyebabkan diare berdarah serta merusak tisu tubuh termasuk ginjal," tambahnya. Para ilmuwan Jerman masih meneliti sumber wabah yang telah menelan hampir 20 orang sejauh ini. Selain itu 16 orang jatuh sakit.

Wabah E.coli utamanya terjadi di Jerman dan telah menjangkiti warga di 10 negara Eropa. Di Jerman tercatat 1.064 kasus diare berdarah dan 470 kasus yang berpotensi menimbulkan komplikasi di darah dan ginjal.

Sumber infeksi belum jelas walau sebelumnya diduga berasal dari mentimun produksi Spanyol. Imbas dari wabah ini, Rusia telah melarang impor sayur-mayur dari Uni Eropa sebagai upaya mencegah penyebaran penyakit di negara. Sebaliknya, Uni Eropa menyebut langkah Rusia itu sangat berlebihan.

Spanyol mengancam menuntut ganti rugi kepada Uni Eropa atas kerugian yang dialami karena produk sayur-mayur negara itu tidak laku.




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×