kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Waspada! Penyakit menular paling mematikan kedua setelah COVID-19 ini sedang bangkit


Kamis, 14 Oktober 2021 / 22:55 WIB
Waspada! Penyakit menular paling mematikan kedua setelah COVID-19 ini sedang bangkit


Sumber: Channel News Asia | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - JENEWA. Kasus tuberkulosis atau TB meningkat lagi secara global untuk pertama kali dalam satu dekade, menyusul akses ke layanan kesehatan yang terganggu karena pandemi COVID-19, WHO mengatakan pada Kamis (14 Oktober).

Kemunduran tersebut telah menghapus kemajuan bertahun-tahun dalam menangani penyakit yang bisa disembuhkan, yang memengaruhi jutaan orang di seluruh dunia, itu.

Tuberkulosis merupakan penyakit menular paling mematikan kedua setelah COVID-19, yang disebabkan oleh bakteri yang paling sering menyerang paru-paru. Seperti COVID-19, TB ditularkan melalui udara oleh orang yang terinfeksi, misalnya, melalui batuk.

"Ini adalah berita mengkhawatirkan yang harus menjadi peringatan global akan kebutuhan mendesak atas investasi dan inovasi," kata Direktur Jenderal WHO Adhanom Ghebreyesus mengatakan dalam sebuah pernyataan.

"Untuk menutup kesenjangan dalam diagnosis, pengobatan, dan perawatan bagi jutaan orang yang terkena penyakit kuno tetapi bisa dicegah dan diobati ini," ujarnya, seperti dikutip Channel News Asia.

Baca Juga: Catat! 4 Faktor ini bisa jadi penyebab penyakit TBC

Penderita TB naik tajam

Dalam laporan tahunan TB untuk tahun 2020, WHO menyebutkan, kemajuan dalam pemberantasan TB telah menjadi lebih buruk lantaran peningkatan jumlah kasus yang tidak terdiagnosis dan tidak diobati.

WHO memperkirakan, saat ini sekitar 4,1 juta orang menderita TB tetapi belum didiagnosis atau dinyatakan secara resmi, naik tajam dari 2,9 juta pada 2019.

Pandemi COVID-19 telah memperburuk situasi bagi penderita TB, karena dana kesehatan telah dialihkan untuk mengatasi virus corona dan orang-orang berjuang untuk mengakses perawatan karena penguncian.

Ada juga penurunan jumlah orang yang mencari pengobatan pencegahan TB, dari 2,8 juta orang pada 2020, turun 21% dibandingkan dengan 2019.

"Laporan ini menegaskan ketakutan kami bahwa gangguan layanan kesehatan penting karena pandemi bisa mulai mengungkap kemajuan selama bertahun-tahun melawan tuberkulosis," kata Tedros.

Baca Juga: Perlu Anda waspadai, berikut beberapa gejala TBC




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×