Penulis: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - Program Pangan Dunia atau World Food Programme (WFP) mengkritik pemeriksaan bantuan kemanusiaan yang terlalu ketat di perlintasan Rafah. Menurut WFP, hal ini dapat memperlambat masuknya bantuan menuju Gaza.
Direktur Eksekutif WFP, Cindy McCain, mengatakan bahwa pemeriksaan yang terlalu ketat terhadap truk-truk di penyeberangan Rafah dari Mesir ke Gaza memperlambat aliran bantuan kemanusiaan seiring dengan meningkatnya kelaparan di kalangan warga Palestina.
"Kami perlu memberikan bantuan dalam jumlah besar. Kami memerlukan akses yang aman dan tidak terbatas ke Gaza sehingga kami dapat memberi makan dan memastikan bahwa orang-orang tidak mati kelaparan, karena itulah yang sedang terjadi," kata McCain kepada Reuters hari Kamis (26/10).
McCain yang turun langsung ke Mesir menjelaskan bahwa setiap truk harus menurunkan muatannya di pos pemeriksaan untuk diperiksa, kemudian memuatnya kembali ketika pemeriksaan selesai.
Baca Juga: 9 Negara Arab Meminta PBB untuk Mewajibkan Israel & Hamas Lakukan Gencatan Senjata
McCain memahami bahwa ada kekhawatiran muncul praktik penyelundupan senjata, namun tetap menyayangkan rumitnya birokrasi untuk mengirim bantuan kemanusiaan.
"Birokrasinya gila. Saya memahami bahwa pemeriksaan diperlukan untuk memastikan senjata dan amunisi tidak diselundupkan, seharusnya lebih mudah untuk mendapatkan makanan," kata McCain.
Pengiriman makanan, air, dan obat-obatan telah dilakukan secara terbatas sejak Sabtu pekan lalu. Sayangnya tidak ada bahan bakar yang diizinkan masuk karena Israel khawatir tentang kemungkinan dialihkannya bahan bakar tersebut kepada Hamas.
Baca Juga: Konvoi Bantuan Kemanusiaan Kedua Masuk Gaza, Berisi 14 Truk
Pada Sabtu lalu, tiga truk WFP memasuki Gaza dengan membawa sekitar 60 ton makanan yang diperkirakan cukup untuk memberi makan 200.000 orang sehari. WFP juga melaporkan ada satu truk tambahan lagi yang masuk.
Tidak hanya itu, Bulan Sabit Merah Palestina mengatakan pada hari Kamis bahwa mereka telah menerima 74 truk bantuan dari berbagai lembaga.
WFP mengatakan pihaknya saat ini masih perlu mengumpulkan US$100 juta juta untuk memberi makan lebih dari satu juta orang di Gaza hingga akhir tahun ini.
Tantangan menjadi semakin berat karena WFP menyadari bahwa situasi ini terjadi di tengah krisis besar dalam pendanaan hingga kenaikan harga pangan akibat perang Rusia di Ukraina.