kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

WHO: Delta bisa bereplikasi lebih cepat dan lebih menular selama tahap awal infeksi


Rabu, 21 Juli 2021 / 13:20 WIB
WHO: Delta bisa bereplikasi lebih cepat dan lebih menular selama tahap awal infeksi
ILUSTRASI. Sebuah studi dari Kanada yang menganalisis data lebih dari 200.000 kasus COVID-19 menunjukkan peningkatan virulensi atau keganasan varian Delta dibandingkan dengan non-VOC. REUTERS/Denis Balibouse.


Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan

Sedang temuan awal dari sebuah penelitian di Inggris, yang mengukur antibodi dalam kohort 112 individu yang terinfeksi varian Delta, Beta, atau Alpha dengan mutasi S:484K, menunjukkan penurunan titer netralisasi secara signifikan (2,5-5 kali lipat) dalam serum.

"Berdasarkan perkiraan keunggulan transmisi, varian Delta akan cepat mengungguli varian lainnya dan menjadi varian yang beredar dominan selama beberapa bulan mendatang," ungkap WHO.

Hanya, sebuah studi pemodelan baru-baru ini mensimulasikan efek intervensi non-farmasi (NPI) dalam konteks memperluas cakupan vaksinasi dan dominasi varian Delta di Jerman, sambil memperhitungkan faktor usia dan aktivitas perjalanan. 

"Para penulis studi menyatakan, implementasi NPI yang tepat waktu dikombinasikan dengan masker dan pengujian akan sangat mengurangi kemungkinan lonjakan infeksi lebih lanjut," sebut WHO.

Selanjutnya: Varian Delta menyebar, China laporkan kasus harian tertinggi COVID-19 sejak Januari



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×