Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - MOSKOW. Pemerintah Rusia menyatakan akan merespons serangan Ukraina apabila dinilai perlu oleh pihak militer.
Pernyataan ini disampaikan Kremlin pada Kamis (5/6), setelah menuduh Kyiv melakukan aksi terorisme negara dan mengonfirmasi bahwa Presiden Vladimir Putin telah memberi tahu Presiden AS Donald Trump mengenai kewajiban Moskow untuk membalas.
Sebelumnya, Ukraina dituduh melancarkan serangan drone terhadap pesawat pembom berat Rusia di pangkalan udara di Siberia dan wilayah utara Rusia pada akhir pekan.
Baca Juga: Rusia dan Ukraina Sepakat Tukar Tawanan Perang dan Serahkan 12.000 Jenazah Prajurit
Selain itu, Rusia juga menuding Ukraina meledakkan jembatan kereta api di bagian selatan negara tersebut yang menewaskan tujuh orang.
Juru Bicara Kremlin, Dmitry Peskov, dalam konferensi pers hariannya, mengutip pernyataan Putin terkait serangan terhadap kereta penumpang.
“Presiden menggambarkan rezim Kyiv sebagai rezim teroris, karena pimpinan mereka secara sadar memberi perintah untuk meledakkan kereta penumpang. Ini merupakan bentuk terorisme negara,” ujarnya.
Meski begitu, Rusia belum menyampaikan bukti bahwa pimpinan Ukraina berada di balik serangan tersebut, dan pihak Kyiv juga belum mengklaim bertanggung jawab.
Ketegangan antara kedua negara meningkat sejak perang dimulai pada Februari 2022.
Baca Juga: Serangan Drone Ukraina Guncang Pangkalan Udara Rusia, Kerugian Ratusan Triliun
Serangan Ukraina di wilayah Rusia dan serangan udara balasan Rusia di medan tempur turut memperburuk prospek perundingan damai, meskipun kedua pihak sempat melanjutkan pembicaraan di Turki bulan lalu.
Meski situasi memanas, Peskov menyampaikan bahwa Putin mendukung pandangan Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, mengenai perlunya melanjutkan kontak tingkat kerja dengan Ukraina.
Terkait pembicaraan antara Putin dan Trump pada Rabu (4/6), Peskov menyatakan bahwa keduanya tidak membahas kemungkinan pertemuan tatap muka. Namun, menurutnya, terdapat pemahaman bersama bahwa pertemuan semacam itu perlu dilakukan dengan persiapan matang.
Baca Juga: Rusia dan Ukraina Tingkatkan Serangan Menjelang Perundingan Damai
Peskov juga menegaskan bahwa isu pencabutan sanksi terhadap Rusia tidak dibicarakan dalam percakapan tersebut.