kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45901,77   9,19   1.03%
  • EMAS1.332.000 0,60%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

WHO: Kita tidak boleh menyia-nyiakan vaksin untuk mengendalikan pandemi virus corona


Senin, 01 Februari 2021 / 13:18 WIB
WHO: Kita tidak boleh menyia-nyiakan vaksin untuk mengendalikan pandemi virus corona
ILUSTRASI. Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia Tedros Adhanom Ghebreyesus menghadiri konferensi pers di tengah pandemi virus corona baru di markas besar WHO di Jenewa Swiss 3 Juli, 2020.


Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - JENEWA. Tanggal 30 Januari 2021, satu tahun sejak Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan keadaan darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional atas wabah virus corona baru.

Saat itu, Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan, ada kurang dari 100 kasus virus corona dan tidak ada kematian akibat Covid-19 di luar China.

Tapi, pekan lalu, kasus virus corona global menembus angka 100 juta. "Lebih banyak kasus telah dilaporkan dalam dua minggu terakhir dibanding selama enam bulan pertama pandemi," katanya di laman resmi WHO.

Setahun yang lalu, Tedros menyatakan, dunia memiliki "peluang jendela" untuk mencegah penyebaran virus baru tersebut secara luas. "Beberapa negara memperhatikan seruan itu, beberapa lainnya tidak," sebut dia.

Sekarang, ia menyebutkan, vaksin memberi kita kesempatan lain untuk mengendalikan pandemi. "Kita tidak boleh menyia-nyiakannya," tegas Tedros.

Baca Juga: WHO perbarui panduan penanganan pasien Covid-19, ini penjelasannya  

Ada bahaya nyata

Tapi, dia mengungkapkan, pandemi telah mengekspos dan mengeksploitasi ketidaksetaraan dunia. Kini, ada bahaya nyata: vaksin, alat yang bisa membantu mengakhiri pandemi, bisa memperburuk ketidaksetaraan yang sama.

"Nasionalisme vaksin mungkin melayani tujuan politik jangka pendek. Tapi, itu pada akhirnya picik dan merugikan diri sendiri," ujar Tedros. "Kita tidak akan mengakhiri pandemi di mana pun sampai kita mengakhirinya di mana-mana".

Dunia telah mencapai titik balik kritis dalam pandemi. Namun, ini juga merupakan titik balik dalam sejarah: menghadapi krisis bersama, dapatkah negara bersatu dalam pendekatan yang sama?

Ketika sebuah desa terbakar, menurut Tedros, tidak masuk akal jika sekelompok kecil orang menimbun semua alat pemadam untuk mempertahankan rumah mereka sendiri.

"Api akan lebih cepat padam jika setiap orang memiliki alat pemadam dan bekerjasama secara serempak," katanya.

Baca Juga: Waspada! WHO bilang varian baru Covid-19 menyebar cepat di puluhan negara

Menurut Tedros, saat ini lebih banyak vaksin virus corona sedang dikembangkan, disetujui, dan diproduksi. Kelak, vaksin cukup untuk semua orang.

Tetapi untuk saat ini, vaksin adalah sumber daya yang terbatas. "Kita harus menggunakannya seefektif dan seadil yang kita bisa. Jika kita melakukan itu, nyawa akan diselamatkan," ujar dia.

"Itulah mengapa saya menantang para pemimpin pemerintah dan industri untuk bekerjasama guna memastikan, dalam 100 hari pertama tahun 2021, vaksinasi pekerja kesehatan dan lansia dilakukan di semua negara," imbuhnya.

"Jika Anda adalah seseorang yang berisiko lebih rendah, harap tunggu giliran Anda," kata Tedros.

Baca Juga: Selidiki asal usul virus corona, tim WHO akan kunjungi pasar Huanan di Wuhan

"Petugas kesehatan dan perawatan telah berada di garis depan pandemi, tetapi seringkali kurang terlindungi dan terlalu terpapar. Mereka membutuhkan vaksin sekarang," tegas dia.

"Mereka dan keluarga mereka telah membayar harga yang sangat tinggi dalam pandemi ini. Melindungi orang yang melindungi kita adalah hal yang benar dan cerdas untuk dilakukan," tambahnya.

Pada hari-hari awal pandemi, Tedros mengungkapkan, banyak orang menunjukkan cinta dan penghargaan mereka kepada petugas kesehatan dengan bertepuk tangan di balkon mereka.

"Sekarang saatnya menunjukkan cinta dan apresiasi kita kepada petugas kesehatan dengan memastikan semua petugas kesehatan sudah divaksinasi," ujarnya.

#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #jagajarakhindarikerumunan #cucitangan #cucitanganpakaisabun

Selanjutnya: WHO mencatat 25 gejala virus corona baru, apa saja?




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×