Sumber: Kompas.com | Editor: Adi Wikanto
Dilansir Global News, oximeter akan membantu pasien Covid-19 memantau kadar oksigen. Saat level oksigen pasien terdeteksi menurun, mereka dapat dibawa ke rumah sakit. Oximeter biasanya berukuran kecil dan bisa dibawa ke mana saja.
Alat ini dipasang di ujung jari untuk mengukur tingkat oksigen dalam darah. Saat seseorang dalam kondisi sehat, angka oksimeter akan menunjukkan kisaran angka 95-100 persen. Pulse oximeter digunakan pasien Covid-19 untuk mengukur kadar oksigen, sehingga bisa mencegah terjadinya happy hypoxia yang mengancam jiwa.
Namun penting diingat, alat ini bukan untuk mendeteksi virus. Selain itu, WHO menyarankan dokter untuk menempatkan pasien dalam posisi tengkurap di depan mereka, yang ditujukan untuk meningkatkan alirak oksigen pasien.
Baca juga: Inilah dosis dan jumlah penyuntikkan vaksin Covid-19 agar efektif
"Juga kami merekomendasikan, kami menyarankan penggunaan, anti-koagulen dosis rendah untuk mencegah penggumpalan darah di pembuluh darah. Kami menyarankan penggunaan dosis yang lebih rendah daripada dosis yang lebih tinggi karena dosis yang lebih tinggi dapat menyebabkan masalah lain,” kata Harris.
Harris menambahkan bahwa tim ahli independen yang dipimpin WHO, yang saat ini berada di kota Wuhan, China - tempat kasus manusia pertama terdeteksi pada Desember 2019, akan meninggalkan karantina dalam dua hari ke depan untuk melanjutkan pekerjaannya dengan para peneliti China di tempat asal virus.
Itulah panduan perawatan pasien Covid-19 di rumah. Tetap patuhi protokol kesehatan dengan mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak untuk mencegah penyebaran virus corona.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Panduan Baru WHO, Pasien Covid-19 Harus Punya Oximeter di Rumah",
Penulis : Gloria Setyvani Putri
Editor : Gloria Setyvani Putri
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #jagajarakhindarikerumunan #cucitangan #cucitanganpakaisabun