kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

WHO: Situasi Kesehatan di Gaza adalah Bencana Besar


Senin, 11 Desember 2023 / 05:36 WIB
WHO: Situasi Kesehatan di Gaza adalah Bencana Besar
ILUSTRASI. Dirjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan dampak konflik Israel-Hamas terhadap sektor layanan kesehatan di Gaza merupakan bencana besar. Fabrice Coffrini/Pool via REUTERS


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JENEWA/SINGAPURA. Dampak konflik Israel-Hamas terhadap sektor layanan kesehatan di Gaza merupakan “bencana besar”.

Pernyataan tersebut dikeluarkan oleh pimpinan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Minggu (10/12/2023) pada pertemuan dewan darurat. Dia juga  mengatakan bahwa kondisi yang terjadi di Gaza saat ini, ideal untuk penyebaran penyakit mematikan.

Namun, ia mengatakan bahwa mustahil bagi WHO untuk memperbaiki situasi mengingat kekerasan yang terus terjadi.

“Ini merupakan pernyataan yang jelas bahwa dampak konflik terhadap kesehatan adalah bencana besar,” kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus kepada dewan yang beranggotakan 34 orang seperti yang dikutip Reuters

Dia menambahkan, “Singkatnya, kebutuhan kesehatan telah meningkat secara dramatis dan kapasitas sistem kesehatan telah berkurang hingga sepertiga dari sebelumnya.”

Sebuah mosi yang sedang ditinjau oleh dewan tersebut diusulkan oleh Afghanistan, Maroko, Qatar dan Yaman yang menuntut pengesahan personel medis dan pasokan mereka serta menugaskan WHO untuk mendapatkan pendanaan untuk membangun kembali rumah sakit.

Baca Juga: AS Veto Resolusi Gencatan Senjata, Indonesia Kecewa Berat

Namun Tedros mengatakan bahwa "hampir mustahil" untuk memenuhi permintaan tersebut mengingat situasi keamanan di lapangan.  

Tedros sangat menyesalkan bahwa Dewan Keamanan PBB tidak dapat menyetujui gencatan senjata setelah AS melakukan veto.

“Memasok kembali fasilitas kesehatan menjadi sangat sulit dan sangat terganggu oleh situasi keamanan di lapangan dan tidak memadainya pasokan dari luar Gaza,” katanya.

Mosi tersebut dikritik oleh Israel yang mengatakan bahwa mereka memberikan perhatian yang tidak proporsional kepada Israel dan tidak membahas apa yang digambarkan sebagai penggunaan warga sipil sebagai perisai manusia oleh Hamas, dengan menempatkan pusat komando dan senjata di dalam rumah sakit.

Baca Juga: Sekjen PBB Bunyikan Alarm Peringatan akan Ancaman Keamanan Global Akibat Perang Gaza

Pertemuan sesi darurat WHO seperti ini jarang terjadi dan hanya terjadi selama krisis kesehatan termasuk selama pandemi COOvid-19 pada tahun 2020 dan saat terjadi epidemi Ebola di Afrika Barat pada tahun 2015.



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×