kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   -2.000   -0,14%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Wisatawan bakal bisa berkunjung ke Venesia lagi, tapi ada syaratnya


Selasa, 07 September 2021 / 05:30 WIB
Wisatawan bakal bisa berkunjung ke Venesia lagi, tapi ada syaratnya


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - VENICE. Untuk mengatasi kepadatan turis di Venesia, pejabat melacak setiap orang yang menginjakkan kaki di kota tersebut.

Menggunakan 468 kamera CCTV, sensor optik, dan sistem pelacakan ponsel, mereka dapat mengetahui aktivitas wisatawan, warga Italia dari luar negeri, dari mana mereka datang, ke mana mereka menuju, dan seberapa cepat mereka bergerak.

Setiap 15 menit, pihak berwenang mendapatkan gambaran betapa padatnya kota itu. Termasuk melihat berapa banyak gondola yang meluncur di Canal Grande, apakah perahu melaju kencang, serta air naik ke tingkat yang berbahaya.

Sekarang, sebulan setelah kapal pesiar dilarang dari laguna, otoritas kota Venesia tengah bersiap untuk menyambut turis. Akan tetapi, ada syarat yang harus dipenuhi wisatawan. 

Otoritas mengharuskan wisatawam melakukan pemesanan terlebih dahulu terkait kunjungan mereka lewat sebuah aplikasi dan membebankan biaya masuk kepada pelancong harian antara 3 dan 10 euro, tergantung pada waktu dalam setahun.

Baca Juga: Studi: Suntikan penguat Sinovac membalikkan penurunan antibodi terhadap varian Delta

Selain itu, pintu putar seperti yang ada di bandara, sedang diuji untuk mengontrol arus orang yang berlalu lalang. Jika jumlahnya terlalu banyak, mereka akan menghentikan pengunjung baru untuk masuk.

Walikota Venesia Luigi Brugnaro mengatakan, tujuan memberlakukan kebijakan ini adalah membuat pariwisata lebih berkelanjutan di kota yang dikunjungi oleh 25 juta orang per tahun. Namun dia mengakui aturan baru kemungkinan akan sulit untuk menarik minat pelancong.

"Saya memprediksi bakal ada aksi protes, tuntutan hukum, semuanya ... tetapi saya memiliki tugas untuk membuat kota ini layak huni bagi mereka yang menghuninya dan juga bagi mereka yang ingin berkunjung," katanya kepada wartawan asing, Minggu.

Baca Juga: Bukan Amerika, ini negara dengan tingkat vaksinasi Covid-19 terbesar



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×