kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Xi Jinping berjanji akan turunkan tarif impor dan perluas akses perdagangan ke China


Senin, 05 November 2018 / 17:53 WIB
Xi Jinping berjanji akan turunkan tarif impor dan perluas akses perdagangan ke China
ILUSTRASI. Presiden China Xi Jinping


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - BEIJING. Presiden China Xi Jinping berjanji bakal menurunkan tarif impor dan memperluas akses perdagangan ke China. Melansir Reuters, Senin (5/11), selain menurunkan tarif impor, China juga bakal memperluas akses pasar dan mengimpor lebih banyak dari luar negeri sebagai niat baik China di tengah memanasnya hubungan China dengan Amerika Serikat (AS) dan lainnya.

Hal ini diutarakan Xi Jinping ketika membuka China International Import Expo (CIIE) di Shanghai yang dihadiri oleh ribuan perusahaan asing. Xi menambahkan, beberapa upaya yang akan ditempuh pihaknya antara lain dengan mempercepat pembukaan di sektor pendidikan, telekomunikasi dan budaya. Sembari melindungi kepentingan perusahaan air.

Xi Jinping juga menegaskan, pihaknya akan meningkatkan penegakan hukum terkait pelanggaran hak kekayaan intelektual. Sebagai upaya untuk menstimulus konsumsi domestik ipor, menurunkan tarif serta mempermudah prosedur bea cukai.

Negara ekonomi terbesar kedua di dunia ini juga memproyeksi bakal mengimpor barang ke China senilai US$ 30 triliun dan layanan/jasa senilai US$ 10 triliun dalam kurun waktu 15 tahun ke depan. 
Proyeksi ini lebih tinggi dibandingkan pernyataan Xi tahun lalu, kala itu Ia mengestimasi bahwa China akan mengimpor setidaknya US$ 24 triliun barang selama 15 tahun mendatang. "CIIE adalah inisiatif besar oleh China untuk secara proaktif membuka pasarnya kepada dunia," ujarnya.

Pernyataan Xi Jinping tersebut seolah menepis perkataan Presiden AS Donald Trump yang mencela China yang menurutnya melakukan banyak pencurian kekayaan intelektual, menghambat masuknya bisnis dari China ke AS dan defisit perdagangan yang melebar.

Sejumlah kelompok bisnis asing menurut artikel Reuters juga menyebut telah bosan dengan janji reformasi perdagangan China. Hal ini tentu mengundang potensi pembalasan dari perusahaan asing jika pernyataan Xi Jinping ternyata tidak sesuai dengan para mitra dagangnya.

Xi dalam pameran dagang tersebut menyatakan bahwa negaranya mendukung perdagangan bebas global tanpa menyinggung AS, Ia juga menegaskan bahwa setiap negara harus menentang proteksionisme.

Ia mengatakan bahwa multeralisme atau keberagaman dalam sistem perdagangan bebas tengah diserang. Faktor ketidakstabilan, ketidakpastian, dan resiko serta potensi hambatan pun kian meningkat karenanya. "Dengan semakin berkembangnya globalisasi ekonomi saat ini, yang lemah menjadi mangsa yang kuat, pemenang mengambil segalanya. Itu semua adalah jalan buntu," ungkapnya.

Lous Kuijs, Head of Asia Economics di Oxford Economics mengatakan bahwa pernyataan Xi Jinping tersebut sangat bermakna dan membawa angin segar bagi iklim perekonomian. "Saya tidak merasa bahwa akan ada reformasi baru yang diumumkannya hari ini, tapi saya kira hal tersebut mengkonfirmasi bahwa China sangat tertarik untuk terlihat terus terbuka, dan Ia (Xi Jinping) berkomitmen akan sikap itu," ulasnya.

Sebagai tambahan informasi saja, China mengimpor US$ 1,84 triliun barang pada tahun 2017 mengalami peningkatan 16% atau sebesar US$ 225 miliar dari tahun sebelumnya. Dari jumlah tersebut, China mengimpor sekitar US$ 130 miliar barang dari Amerika Serikat.

Diplomat Pemerintahan China sekaligus Penasihat Negara Wang Yi mengatakan, pada Maret 2018 lalu China akan mengimpor sebesar US$ 8 triliun dalam lima tahun ke depan.




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×