Sumber: Reuters | Editor: S.S. Kurniawan
Jin Penghui, delegasi CPPCC lainnya, menyerukan, agar dana publik tersedia untuk meningkatkan efisiensi dan mengurangi emisi dari batubara.
Ancaman kekurangan energi terus menyita perhatian para pembuat kebijakan di China, setelah gelombang pemadaman listrik melanda beberapa pusat industri negara itu tahun lalu.
Apalagi, sistem energi bersih China masih belum cukup berkembang untuk menangani keadaan darurat, termasuk cuaca ekstrem, Muyi Yang, analis dari lembaga think-tank lingkungan Inggris, Ember, mengatakan.
Tujuan iklim jangka panjang China tetap tidak berubah, sementara pernyataan baru-baru ini menunjukkan batubara akan bergeser ke "peran pendukung" untuk menjaga keamanan energi, menurut Yang.
Meskipun Beijing masih berkomitmen untuk membawa emisi ke puncaknya sebelum 2030, komentar baru-baru ini dari para pemimpin China menunjukkan pengurangan itu dalam jangka pendek, Li Shuo, penasihat iklim senior Greenpeace mengungkapkan.
"Penekanan yang dihidupkan kembali pada keamanan energi muncul akhir tahun lalu, dan itu akan menjadi lebih kuat sekarang dengan krisis di Ukraina," ungkapnya kepada Reuters.