Sumber: Associate Press | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Pembicaraan kontroversial di Anchorage terjadi setelah Blinken dan Menteri Pertahanan Lloyd Austin melakukan perjalanan ke Jepang dan Korea Selatan untuk pembicaraan yang berfokus pada Korea Utara dan China.
Selama kunjungannya ke Seoul, Blinken dengan keras mengkritik ambisi nuklir Korea Utara dan catatan hak asasi manusia serta menekan China untuk menggunakan "pengaruh yang luar biasa" untuk meyakinkan Korea Utara agar melakukan denuklirisasi.
Korea Utara sejauh ini mengabaikan upaya pemerintah Biden untuk menjangkau, dengan mengatakan pihaknya tidak akan terlibat dalam pembicaraan yang berarti dengan AS kecuali Washington meninggalkan apa yang dilihat Pyongyang sebagai kebijakan "bermusuhan", yang secara jelas mengacu pada sanksi dan tekanan program nuklirnya.
Baca Juga: Hubungan putus, diplomat Korea Utara tinggalkan Malaysia
KCNA mengatakan Kim berbicara tentang keadaan hubungan Korea Utara dengan AS dan Korea Selatan, dan mengatakan komunikasi antara dia dan Xi Jinping diperlukan dalam menghadapi "situasi dan kenyataan eksternal" yang berubah, yang tampaknya mengacu pada pemerintahan AS yang baru.
"Pesan Kim menekankan perlunya memperkuat persatuan dan kerja sama antara kedua pihak dan kedua negara untuk mengatasi tantangan dan langkah-langkah untuk menghalangi kekuatan musuh," kata KCNA.
Baca Juga: Diplomat Korut ramai-ramai hengkang dari Malaysia, begini ceritanya
Cheong Seong-Chang, direktur studi Korea Utara di Sejong Institute swasta Korea Selatan, mengatakan pesan Kim kepada Xi Jinping jelas sebagai tanggapan atas kunjungan Blinken dan Lloyd minggu lalu ke Jepang dan Korea Selatan, yang menandakan dimulainya upaya pemerintahan Biden untuk membuat pendekatan terkoordinasi dengan sekutunya terhadap Korea Utara.
Cheong mengatakan penting bahwa Xi Jinping tidak secara terbuka menyatakan dukungannya terhadap rencana Kim untuk memperluas kemampuan nuklir Korea Utara dan sebaliknya menekankan stabilitas regional.
Ini menunjukkan China lebih memilih diplomasi daripada membangkitkan kembali ketegangan di Semenanjung Korea. Dia menambahkan, meskipun ada gesekan dengan Amerika Serikat, Xi Jinping masih mendukung dimulainya kembali pembicaraan antara Washington dan Pyongyang.
China telah menganjurkan "pendekatan dua jalur" untuk masalah ini, di mana AS akan menawarkan jaminan keamanan kepada Korea Utara sebagai ganti Pyongyang meninggalkan program senjata nuklirnya.