kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.009.000   -2.000   -0,10%
  • USD/IDR 16.405   0,00   0,00%
  • IDX 7.826   90,25   1,17%
  • KOMPAS100 1.091   12,32   1,14%
  • LQ45 796   7,36   0,93%
  • ISSI 266   4,17   1,59%
  • IDX30 412   3,40   0,83%
  • IDXHIDIV20 478   3,19   0,67%
  • IDX80 121   1,50   1,26%
  • IDXV30 131   1,94   1,51%
  • IDXQ30 133   0,78   0,59%

Xi Kesampingkan Trump, Gelar Pertemuan dengan Putin dan Kim di Beijing


Selasa, 02 September 2025 / 08:44 WIB
Xi Kesampingkan Trump, Gelar Pertemuan dengan Putin dan Kim di Beijing
ILUSTRASI. Presiden Rusia Vladimir Putin menghadiri pertemuan dengan Presiden China Xi Jinping di Beijing, China, Jumat (4/2/2022). Aleksey Druzhinin/Kremlin via REUTERS


Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - BEIJING. Menunjukkan solidaritas dengan Rusia dan Korea Utara, Presiden China Xi Jinping pekan ini akan menjadi tuan rumah bagi Vladimir Putin dan Kim Jong Un di Beijing.

Pertemuan pertama mereka saat Donald Trump dan para pemimpin Barat lainnya hanya bisa menyaksikan dari kejauhan.

Baca Juga: Bagaimana Cara Kim Jong Un Mengunjungi China? Ini Alat Transportasinya

Melansir Reuters Selasa (2/9/2025), pertemuan bersejarah ini menegaskan pengaruh Xi terhadap rezim otoriter yang berupaya mendefinisikan ulang tatanan global yang dipimpin Barat, di tengah ancaman, sanksi, dan diplomasi tarif Trump yang semakin menekan aliansi lama Amerika Serikat, menurut para analis geopolitik.

Pertemuan tiga pemimpin itu juga membuka kemungkinan lahirnya poros baru, menyusul pakta pertahanan Rusia–Korea Utara yang ditandatangani pada Juni 2024 serta aliansi Beijing–Pyongyang, sebuah skenario yang berpotensi mengubah kalkulasi militer di kawasan Asia-Pasifik.

“Kita harus terus bersikap tegas menentang hegemoni dan politik kekuasaan, serta mempraktikkan multilateralisme sejati,” kata Xi pada Senin (1/9), dalam sindiran halus kepada rival geopolitiknya di seberang Pasifik.

Sebelumnya di Tianjin, Xi dan Putin menawarkan visi tatanan keamanan dan ekonomi global baru kepada lebih dari 20 pemimpin negara non-Barat.

Baca Juga: Kereta Lambat dari Korea Utara: Begini Cara Kim Jong Un Bepergian ke China

Pertemuan dengan Kim menjadi bagian lanjutan menjelang parade militer besar-besaran pada 3 September untuk memperingati berakhirnya Perang Dunia II.

Xi juga sudah bertemu Perdana Menteri India Narendra Modi dalam kunjungan pertamanya ke China dalam tujuh tahun terakhir, yang menandai upaya perbaikan hubungan bilateral di saat tarif Trump atas barang India memicu ketegangan dengan New Delhi.

Sementara itu, Presiden AS Donald Trump kembali menggaungkan citra dirinya sebagai pencipta perdamaian dan bahkan membidik Nobel Perdamaian dengan klaim telah mengakhiri perang, menggelar pertemuan damai Ukraina bersama Putin di Alaska, serta berusaha bertemu Kim akhir tahun ini.

Namun, konsentrasi kekuatan militer baru di Timur yang melibatkan pihak agresor perang tetap menyalakan alarm bagi Barat.

“Latihan militer trilateral antara Rusia, China, dan Korea Utara tampaknya hampir tak terelakkan,” tulis Youngjun Kim, analis di National Bureau of Asian Research yang berbasis di AS, pada Maret lalu.

Menurutnya, konflik di Ukraina telah mendekatkan Moskow dan Pyongyang.

Baca Juga: China dan Rusia Tolak Langkah Eropa Memulihkan Sanksi terhadap Iran

“Hingga beberapa tahun lalu, China dan Rusia adalah mitra penting dalam menjatuhkan sanksi internasional atas uji coba nuklir dan rudal Korea Utara... (namun) kini mereka berpotensi menjadi mitra militer Pyongyang jika terjadi krisis di Semenanjung Korea,” tambahnya.

Korea Utara sendiri menjadi pemain penting dalam konflik Ukraina. Selain terus membeli minyak Rusia, Pyongyang telah mengirim lebih dari 15.000 tentara untuk membantu Putin.

Sekitar 600 di antaranya tewas di wilayah Kursk, menurut intelijen Korea Selatan, yang juga meyakini Korut berencana mengirim gelombang tambahan pasukan.

Putin sebelumnya juga menegaskan di KTT Organisasi Kerja Sama Shanghai (SCO) bahwa “keseimbangan adil di bidang keamanan” harus dipulihkan sindiran terhadap tuntutan Rusia mengenai NATO dan keamanan Eropa.

Baca Juga: Xi Jinping Dorong Tata Dunia Baru, Tantang Dominasi Amerika Serikat

Kunjungannya ke Beijing serta pertemuan yang diharapkan dengan Xi dan Kim akan memberi sinyal atas niat Putin selanjutnya, dengan Presiden Iran juga dijadwalkan hadir di parade Rabu, dalam sebuah unjuk kekuatan yang analis Barat sebut sebagai “Poros Kekacauan” (Axis of Upheaval).

Selanjutnya: Fitur Unggulan Infinix Hot 40, Gadget yang Tahan Banting untuk Aktivitas Harian

Menarik Dibaca: Fitur Unggulan Infinix Hot 40, Gadget yang Tahan Banting untuk Aktivitas Harian




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Powered Scenario Analysis AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004

[X]
×