kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.380.000   40.000   1,71%
  • USD/IDR 16.676   -36,00   -0,22%
  • IDX 8.527   -43,56   -0,51%
  • KOMPAS100 1.181   -7,02   -0,59%
  • LQ45 858   -5,57   -0,64%
  • ISSI 299   -1,19   -0,40%
  • IDX30 444   -3,51   -0,78%
  • IDXHIDIV20 514   -4,19   -0,81%
  • IDX80 133   -0,84   -0,63%
  • IDXV30 137   -0,14   -0,11%
  • IDXQ30 142   -1,12   -0,78%

Xi Warning Trump: Isu Taiwan Tak Bisa Ditawar


Selasa, 25 November 2025 / 09:11 WIB
Xi Warning Trump: Isu Taiwan Tak Bisa Ditawar
ILUSTRASI. Presiden China, Xi Jinping, kembali menekan isu sensitif Taiwan dalam sambungan telepon dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada Senin (224/11/2025). REUTERS/Evelyn Hockstein


Sumber: AFP | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - Presiden China, Xi Jinping, kembali menekan isu sensitif Taiwan dalam sambungan telepon dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada Senin (224/11/2025). Dalam percakapan itu, Xi juga menekankan pentingnya menjaga momentum gencatan dagang yang rapuh antara kedua negara.

Mengutip AFP, Kementerian Luar Negeri China menyebutkan bahwa selain Taiwan, percakapan juga menyentuh isu Ukraina. Namun, Taiwan menjadi fokus utama, terutama karena China tengah berseteru dengan Jepang, sekutu utama AS, dalam beberapa pekan terakhir terkait pulau yang memiliki pemerintahan sendiri tersebut.

China mengklaim Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya. Xi mengatakan kepada Trump bahwa “kembalinya Taiwan” merupakan bagian penting dari tatanan dunia pascaperang, yang menurutnya terbentuk dari perjuangan bersama China dan Amerika melawan “fasisme dan militerisme”.

“Melihat perkembangan situasi saat ini, semakin penting bagi kita untuk bersama-sama menjaga kemenangan Perang Dunia II,” kata Xi.

Ketegangan diplomatik antara Beijing dan Tokyo bermula setelah Perdana Menteri Jepang yang baru, Sanae Takaichi, menyatakan Jepang bisa saja terlibat secara militer jika China menyerang Taiwan.

AS memang tidak secara resmi mengakui Taiwan sebagai negara berdaulat, namun Washington menjadi mitra utama sekaligus pemasok senjata terbesar Taiwan.

Trump, dalam unggahan media sosial setelah panggilan telepon itu, memuji hubungan AS–China yang dinilainya “sangat kuat”, namun ia tidak menyinggung soal Taiwan.

Baca Juga: Ukraina Gempur Novorossiysk, Permukiman Rusak dan Empat Warga Terluka

Menurut Kementerian Luar Negeri China, Trump mengatakan bahwa Amerika Serikat “memahami betapa pentingnya isu Taiwan bagi China”.

Trump juga memastikan akan berkunjung ke China pada April mendatang, sementara Xi dijadwalkan melakukan kunjungan kenegaraan ke Washington pada 2026.

Arah Pembicaraan Dagang

Panggilan telepon ini dilakukan setelah keduanya bertemu pada akhir Oktober—pertemuan pertama sejak 2019—yang banyak dibahas publik karena berkaitan dengan negosiasi dagang antara dua kekuatan ekonomi terbesar dunia.

Pertikaian dagang Washington–Beijing mencakup segala hal mulai dari rare earth (logam tanah jarang), kedelai, hingga tarif pelabuhan, dan telah mengganggu pasar serta rantai pasokan global selama berbulan-bulan.

Dalam pertemuan di Korea Selatan, keduanya mencapai kesepakatan sementara: Beijing akan menangguhkan pembatasan ekspor mineral penting selama satu tahun.

China memiliki posisi dominan dalam penambangan dan pemrosesan logam tanah jarang—komponen penting dalam industri elektronik, otomotif, hingga pertahanan.

Sebagai imbalannya, Amerika Serikat akan menurunkan tarif barang dari China, sementara Beijing berjanji membeli setidaknya 12 juta ton kedelai AS hingga akhir tahun ini, dan 25 juta ton pada 2026.

Baca Juga: Emas Spot Tertahan Selasa (25/11) Pagi Setelah Lonjakan 2%, Cermati Langkah The Fed




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×