Sumber: AFP | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Dalam percakapan Senin itu, Xi mengatakan kerja sama ekonomi AS–China harus “tetap berlanjut”. Ia menyebut pertemuan di Korea Selatan sebagai momen penting yang “mengoreksi arah kapal besar hubungan China–AS agar tetap stabil.”
Sejak pertemuan itu, kata Xi, hubungan kedua negara menunjukkan arah yang “lebih stabil dan positif” dan itu diapresiasi baik oleh kedua negara maupun komunitas internasional.
Trump pun menunjukkan nada optimistis.
“Sejak pertemuan di Korea, kemajuan yang signifikan telah dicapai. Sekarang kita bisa fokus pada gambaran yang lebih besar,” katanya.
Menteri Keuangan AS Scott Bessent sebelumnya mengatakan Washington berharap bisa merampungkan kesepakatan pasokan mineral penting dengan China sebelum libur Thanksgiving minggu ini.
Tonton: Harga Emas Antam Terbang Hari Ini (25 November 2025)
Perang Ukraina Masih Dibahas
Selain isu Taiwan dan perdagangan, perang Ukraina juga menjadi agenda penting. Trump tengah mengupayakan kesepakatan damai baru—yang dikritik sebagian pihak karena dianggap terlalu mengakomodasi kepentingan Rusia dan mengorbankan Ukraina.
China tetap mempertahankan posisi sebagai pihak netral. Dalam panggilan telepon itu, Xi kembali menyatakan dukungan pada upaya mengakhiri perang.
Menurut Beijing, Xi berharap pihak-pihak terkait bisa mempersempit perbedaan, mencapai kesepakatan damai yang “adil, tahan lama, dan mengikat”, serta menyelesaikan akar penyebab konflik.
Kesimpulan
Percakapan telepon ini memperlihatkan dua dinamika besar:
1. Isu Taiwan menjadi semakin sensitif, terutama setelah komentar Jepang yang membuka potensi keterlibatan militer dalam konflik Taiwan. Xi memanfaatkan momentum ini untuk menekan Trump agar lebih tegas memahami posisi Beijing.
2. Ada tanda-tanda mencairnya ketegangan dagang setelah bertahun-tahun perang tarif. Kesepakatan mineral strategis dan pembelian kedelai jadi sinyal penting bagi pasar global.
Namun, meski nada politik terdengar hangat, isu Taiwan tetap menjadi bom waktu yang sewaktu-waktu bisa menggagalkan stabilisasi hubungan AS–China.













