kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45889,70   15,31   1.75%
  • EMAS1.360.000 0,74%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Yen Melemah, Pasar Saham Jepang Ditinggal Investor Asing


Minggu, 23 Juni 2024 / 22:31 WIB
Yen Melemah, Pasar Saham Jepang Ditinggal Investor Asing
ILUSTRASI. A man walks past an electric screen displaying Japan's Nikkei share average and the current Japanese Yen exchange rate against the U.S. dollar outside a brokerage in Tokyo, Japan March 21, 2024. REUTERS/Issei Kato


Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - TOKYO. Reli saham di bursa saham Jepang yang terjadi di awal tahun 2024 ini mereda. Data menunjukkan investor asing kini mulai menjual sahamnya, di tengah lesunya ekonomi Negeri Sakura.

Citigroup Inc, Abrdn Plc dan manajer investasi lainnya, pesimistis terhadap saham di negara ini, karena reformasi tata kelola perusahaan dan kebijakan moneter Bank of Japan (BoJ) masih belum pasti. Survei fund manager yang dilakukan Bank of America Corp menunjukkan, sepertiga responden yakin pasar Jepang sudah mencapai puncak.

Investor asing yang membantu mendorong saham Jepang ke rekor tertinggi beberapa bulan lalu, kini menjadi penjual bersih selama empat minggu berturut-turut hingga 14 Juni.

Baca Juga: Market Global: Wall Street Lawan Kenaikan Global, Imbal Hasil Obligasi AS Naik

Menurut data Bursa Efek Tokyo seperti dikutip Bloomberg, aksi jual saham Jepang mencapai ¥ 250 miliar setara dengan US$ 1,6 miliar dalam sepekan yang berakhir 14 Juni. Ini menjadi rekor terpanjang sejak September 2023.

Reli indeks bluechip Nikkei 225 Jepang telah terhenti sejak mencapai titik tertinggi sepanjang masa pada tanggal 22 Maret. Sejak saat itu, indeks itu turun 5,6%, sementara di periode yang sama, indeks MSCI AC Asia Pacific menghijau, meski naik tipis 1%.

Investor menjadi waspada terhadap pelemahan yen yang tiada henti. Sebelumnya, investor menyambut baik pelemahan mata uang ini sebagai keuntungan bagi eksportir, namun tingkat penurunan yen baru-baru ini dinilai dapat merugikan perekonomian Jepang, termasuk dengan meningkatkan tekanan inflasi.

Yen terdepresiasi pada hari Jumat (21/6) mendekati 160 per dolar AS. Merujuk data Bloomberg, yen Jumat ditutup di posisi 159,8, nilai terendah sejak tahun 1990.

Ke depan, investor akan mencermati apakah BOJ akan melanjutkan kenaikan suku bunga kedua pada bulan Juli setelah menaikkan suku bunga untuk pertama kalinya sejak tahun 2007 pada Maret. Namun BOJ sepertinya belum menaikkan bunga dan baru pengurangan pembelian obligasi di Juli.

Baca Juga: Saham Naik, Imbal Hasil AS Turun Setelah Data Penjualan Ritel




TERBARU

[X]
×