Reporter: Barratut Taqiyyah, Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
TOKYO. Pergerakan yen yang terus menguat ke level tertinggi dalam 15 tahun meresahkan pemerintah Jepang. Tak ayal, hari ini, Bank of Japan (BoJ) bakal menggelar pertemuan direksi untuk membahas mengenai masalah ini.
Gubernur BoJ Masaaki Shirakawa dan direksi lainnya akan mengadakan meeting pada pukul 09.00 waktu setempat. Tujuannya tak lain untuk mendiskusikan kebijakan moneter yang bisa mengontrol penguatan yen terkait kondisi ekonimi dan finansial Jepang saat ini.
Asal tahu saja, Shirakawa baru saja kembali ke Jepang kemarin setelah melakukan kunjungan singkat ke AS selama satu hari. Kepulangannya ke Jepang dilakukan setelah Perdana Menteri Naoto Kan meminta bank sentral untuk menerapkan kebijakan baru terkait yen secepatnya.
Sementara itu, yen sempat melemah setelah adanya pengumuman mengenai pertemuan BoJ. Langkah BoJ ini mengikuti rekanannya di AS yang juga memberikan sinyal untuk mengeluarkan stimulus moneter baru.
"Pilihan pertama BoJ adalah memperbesar program kredit kepada para penyalur kredit. Meski begitu, sulit mengatakan apakah kebijakan itu akan menahan penguatan yen dan penurunan harga saham. Sebab saat ini pasar masih terguncang dengan outlook dari AS," papar Junko Nishioka, chief economist RBS Securities.
Nishioka memprediksi, kemungkinan besar, bank sentral akan memperbesar program kredit bank 20 triliun yen (US$ 234 miliar) miliknya serta memperpanjang jangka waktu pinjaman dari tiga bulan.