kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Yuan kuat, korporasi China rugi kurs


Kamis, 24 Maret 2016 / 09:40 WIB
Yuan kuat, korporasi China rugi kurs


Reporter: Dessy Rosalina | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Selain daya beli pasar domestik melambat, pebisnis China juga menghadapi tantangan lain yakni nilai tukar yang melemah drastis. Nilai tukar yuan terhadap dollar Amerika Serikat (AS) yang terus keok ke level terendah selama lima tahun terakhir memaksa pebisnis menggunakan jasa lindung nilai (hedging).  

Contoh, Greenland Hong Kong Holdings Ltd. Bulan ini, Greenland meneken kontrak lindung nilai sebesar US$ 100 juta untuk melindungi perusahaan dari rugi kurs. China SCE Property Holdings juga berniat menempuh cara sama.

“Bisnis hedging tumbuh signifikan tahun ini karena perusahaan China mengantisipasi depresiasi yuan berlanjut," ujar Frank Kwong, Head of Primary Markets BNP Paribas di Hong Kong, seperti dikutip Bloomberg, Rabu (23/3).

Bisnis hedging juga tumbuh tinggi di Hang Seng Bank dan Bank of China Hong Kong. Tak cuma bank, perusahaan keuangan yang memiliki layanan hedging pun mendulang untung besar.

KVB Kunlun Global Capital memperkirakan, bisnis forex perseroan tumbuh dua kali lipat di tahun ini. Sepanjang Januari-Februari, volume hedging melompat lebih dari 50% secara tahunan, tertinggi sepanjang sejarah. 

Permintaan korporasi China terhadap jasa hedging meningkat sejak Pemerintah China mendevaluasi nilai tukar yuan pada Agustus 2015. Kebijakan ini mengakhiri era minat utang dollar dari korporasi sekaligus mengawali era rugi kurs.

Berdarah-darah

Asal tahu saja, korporasi China merupakan markas utang dollar terbesar di Asia. Dus, pelemahan yuan sebesar 4,4% di 2015 telah membuat korporasi kian depresi.

Country Garden Holdings menderita rugi kurs 1,64 miliar yuan atau US$ 253 juta pada 2015. Agile Property Holdings memperkirakan, laba bersih 2015 akan terperosok 70% karena pelemahan drastis yuan.

“Korporasi China berdarah-darah setelah devaluasi yuan di Agustus,” ujar David Zheng, Manager KVB Kunlun Global Capital. Meski sempat rebound, para pebisnis meramal, pelemahan yuan masih akan terus menggerogoti laba lantaran tumpukan utang dollar menggunung.

Sejak era devaluasi dimulai, korporasi China terus memangkas utang dollar. Tahun ini, korporasi China berencana melunasi utang dollar senilai US$ 2 miliar. Angka ini naik berlipat dari pelunasan utang dollar US$ 26 juta di 2015.

Survei Bloomberg menyebutkan, enam dari tujuh korporasi yang berniat melunasi utang dollar sebelum jatuh tempo yakni perusahaan properti. Selama ini, developer China rajin memburu utang dollar untuk ekspansi.




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×