Reporter: Issa Almawadi | Editor: Tri Adi
Pebisnis China paham betul bisnis masa depan bakal berkutat di seputar teknologi dan internet. Atas dasar keyakinan itulah, Jia Yueting getol mendiversifikasi bisnisnya di bidang internet. Tak berhenti di situ, miliader terkaya ke-17 di China ini mengejutkan pasar dengan masuk bisnis mobil listrik. Ambisi Jia, dirinya bisa menggeser popularitas Elon Musk, pendiri dan penemu mobil listrik Tesla Motors. Di bisnis mobil listrik, Jia mendirikanFaraday Future.
Tidak sedikit miliarder yang memulai kisah sukses dari nol. Mereka tidak mewarisi kekayaan keluarga untuk bisa menyandang gelar miliarder, melainkan berjerih payah memupuk pundi-pundi harta.
Ini pula yang dialami Jia Yueting. Dia merupakan pendiri sekaligus CEO Leshi Internet Information & Technology, populer disebut Leshi atau Letv. Jia terlahir dari keluarga sederhana di provinsi Shanxi pada tahun 1973 silam.
Jia merupakan anak ketiga dari seorang guru dan ibu rumah tangga. Jia mengawali karier dengan bekerja sebagai staf TI di biro pajak daerah pada pertengahan tahun 1990. Melepas status pegawai, Jia mulai merintis serangkaian bisnis, mulai dari batubara hingga ponsel. Di bisnis teknologi internet, Jia memulai peruntungan dengan mendirikan Shanxi Xi Bei Er Communication Technology Co.,Ltd.
Kemudian pada tahun 2003, Jia mendirikan Xbell Union Communication Technology (Beijing) Co.,Ltd. Leshi sendiri berdiri pada tahun 2004. Ini merupakan platform online dengan konten, perangkat dan aplikasi.
Pada awal berdiri, Leshi mengandalkan produk Leshi.com yakni situs yang memiliki hak cipta serial televisi dan film. Pernah menggeluti berbagai bisnis melahirkan insting diversifikasi yang mumpuni bagi Jia. Leshi berkembang cepat menjadi perusahaan internet mulai dari internet televisi, produksi dan distribusi film, telepon pintar (smartphone), televisi pintar (smart TV), aplikasi e-commerce, eco pertanian, hingga mobil listrik.
Agar terus berbiak cepat, Jia memboyong Leshi ke bursa saham. Jia melepas sebagian sahamnya ke tangan publik dan resmi tercatat pada Bursa Efek Shenzhen pada 12 Agustus 2010. Asal tahu saja, saat itu Leshi merupakan startup pertama di dunia yang melepas sahamnya ke publik.
Sukses melepas saham ke publik membuat Jia mampu mendulang dana segar untuk terus membesarkan bisnis Leshi. Pada Agustus 2014, Leshi memulai ekspansi regional yang ditandai dengan membuka kantor di Hong Kong.
Kantor ini bertugas melebarkan bisnis di kawasan Asia Pasifik. Jia masuk pasar internet Hong Kong dengan menawarkan produk film berbasiskan internet. Di Hong Kong, Leshi bekerja sama dengan 3 Home Broadband, anak usaha konglomerasi Hutchison Telecommunications.
Leshi Hong Kong terus menyerbu pasar bisnis internet Hong Kong dengan berbagai produk mulai dari internet berlangganan, film, hingga perangkat keras. Pada Maret 2015, Leshi menjual 1.000 smart TV dijual dalam waktu kurang dari 10 menit.
Pada pertengahan 2015 lalu, Jia kembali menggebrak pasar. Kali ini, Jia mengakuisisi 35,58% saham Beijing Media dengan nilai HK$ 95,91 juta. Ini merupakan perusahaan surat kabar dengan produk utama Beijing Youth Daily yang memiliki nilai pasar HK$ 2,85 miliar dengan laba HK$ 10,5 juta.
Lama berkutat di bisnis internet, Jia membuat kejutan besar pada tahun 2014. “Leshi akan mengerjakan proyek super electric eco-system yang akan mendefinisikan ulang mobil listrik dan membuat produk yang lebih baik daripada buatan perusahaan barat," tulis Jia di akun mikroblog Sina Weibo, seperti dikutip Forbes.
Jia mendirikan Faraday Future untuk mewujudkan ambisi memproduksi mobil listrik dan melampaui popularitas sang pendiri Tesla, Elon Musk. Pada Agustus 2015, Leshi merilis desain Le Supercar.
Jia merekrut Tony Nie, mantan petinggi Lotus Engineering China untuk mengepalai Faraday. Jia juga merekrut eks petinggi Tesla, Nick Sampson. Jia membenamkan US$ 1 miliar di Faraday untuk memproduksi mobil listrik di tahun 2017.
(Bersambung)