kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

2018, anggaran belanja Saudi naik jadi US$ 261 M


Rabu, 20 Desember 2017 / 15:54 WIB
2018, anggaran belanja Saudi naik jadi US$ 261 M


Sumber: money.cnn | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - RIYADH. Arab Saudi telah menunda rencana untuk menyeimbangkan anggarannya. Sebab, negara kerajaan ini semakin membuka keran pengeluaran mereka.

Pada Selasa (19/12), Arab Saudi mengumumkan, belanja pemerintah akan meningkat menjadi 978 miliar riyal (US$ 261 miliar) pada tahun 2018. Angka ini naik 6% dari tahun sebelumnya.

Pada saat yang sama, Arab Saudi juga mengatakan akan menunda target untuk menyeimbangkan anggaran dari sebelumnya tahun 2020 menjadi 2023.

Penggelontoran anggaran belanja besar-besaran berkaitan erat dengan strategi Putra Mahkota Mohammed bin Salman yang memulai agenda reformasi ambisius dengan tujuan mengurangi ketergantungan negara terhadap produksi minyak mentah.

Strategi blueprint yang disebut Visi 2030 itu, mencakup reformasi sosial dan ekonomi, seperti mencabut larangan mengemudi bagi perempuan Arab. Meski demikian, blueprint itu juga termasuk pemotongan subsidi yang dianggap telah membebani pertumbuhan ekonomi selama ini.

"Pemerintah meningkatkan belanja sebagai cara untuk merangsang pertumbuhan dan meningkatkan partisipasi dan investasi sektor swasta," kata John Sfakianakis, direktur riset ekonomi di Gulf Research Center di Riyadh.

"Sangat masuk akal untuk menunda keseimbangan anggaran karena jika pengetatan fiskal dilakukan terlalu cepat dapat melukai perekonomian Arab Saudi," tambah Sfakianakis.

Peningkatan anggaran belanja mungkin membuat keseimbangan anggaran menjadi semakin sulit untuk dijangkau. Namun, Arab Saudi telah membuat beberapa kemajuan dalam mengurangi defisitnya.

Pemerintah Arab Saudi memperkirakan, defisit anggaran akan turun 15% tahun depan menjadi 195 miliar riyal (US$ 52 miliar). Sebelumnya, pada 2015, defisit anggaran Arab Saudi membengkak menjadi 366 miliar riyal (US$ 100 miliar) saat harga minyak mengalami penurunan yang tajam.

Saudi juga masuk ke pasar obligasi global tiga kali dalam waktu kurang dari setahun, meminjam dana miliaran dollar untuk membantu menyeimbangkan neracanya.

Semakin meningkatnya investasi juga bisa membantu mengurangi jumlah pengangguran di negara tersebut, yang menjadi salah satu target utama pemerintah. Saat ini, sekitar 13% warga Saudi di bawah usia 30 tahun tidak memiliki pekerjaan.

"Fokusnya sekarang adalah pada layanan dan mendukung sektor swasta untuk meningkatkan pertumbuhan lapangan kerja. Anggaran baru ini menunjukkan bahwa resesi berakhir karena pemerintah melakukan langkah-langkah reformasi besar," kata Khalid Ashaerah, seorang konsultan bisnis swasta di Riyadh.




TERBARU

[X]
×