kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Anthony Pratt: Cerdik membuat terobosan bisnis (4)


Jumat, 27 Maret 2015 / 14:51 WIB
Anthony Pratt: Cerdik membuat terobosan bisnis (4)
ILUSTRASI. Pekerja sedang melakukan perawatan bulu anjing di sebuah salon binatang di kawasan Gajah Mada, Jakarta, Minggu (16/11). KONTAN/Fransiskus SImbolon/16/11/2014


Reporter: Maggie Quesada Sukiwan | Editor: Tri Adi

Menjadi pemimpin sebuah perusahaan keluarga, mungkin sudah menjadi nasib baik Anthony Pratt. Namun kerja keras miliarder asal Australia ini membuktikan bahwa mendapat warisan bukan berarti hanya menikmati. Gaya kepemimpinan Anthony penuh diwarnai dengan aksi ekspansi hingga membuat Visy dan Pratt Industries makin berkembang. Maka tidak heran jika dari hasil kerja kerasnya, Anthony kini mengoleksi harta kekayaan bernilai US$ 3,7 miliar.

Setelah secara resmi memegang tongkat estafet kepemimpinan Visy Industries dan Pratt Industries pasca-sepeninggal ayahnya, Richard Pratt, pada 2009, Anthony Pratt membawa banyak terobosan bagi perusahaan keluarga ini. Awalnya, dia membuka pabrik energi ramah lingkungan kedua di Coolaroo, Victoria.

Pabrik itu berfungsi untuk mengubah limbah menjadi sumber energi. Visy adalah perusahaan kertas, kemasan dan daur ulang yang mulai beroperasi sejak tahun 1948. Visy kini beroperasi di lebih dari 100 lokasi di wilayah Australia, Selandia Baru, dan Amerika Serikat (AS).

Demikian juga dengan Pratt Industries yang beroperasi sejak tahun 1991. Saat ini, pendapatan Pratt Industries mencapai US$ 1 miliar per tahun, dari semula berkisar US$ 100 juta. Pratt Industries telah beroperasi di lebih dari 20 negara bagian yang memiliki aset berupa 13 pusat daur ulang, tiga pabrik penggilingan daur ulang kertas, satu pabrik energi ramah lingkungan, 12 pabrik karton bergelombang, 25 pabrik kertas, tujuh pusat distribusi serta lima fasilitas display. Di tahun 2020 nanti, Anthony berharap penjualan Pratt Industries dapat tumbuh hingga US$ 4 miliar.

Jika tahun lalu Anthony memproyeksikan kombinasi penjualan Visy dan Pratt tumbuh menjadi US$ 4,8 miliar, dia berharap, angka tersebut melonjak menjadi US$ 10 miliar dalam kurun lima hingga sepuluh tahun mendatang.

Tetapi, jangan harap Anthony mau mencatatkan saham perusahaannya di bursa saham karena masih ingin menjalankan perusahaan sebagai bisnis pribadi. "Dalam posisi seperti ini, memungkinkan kami membuat rencana jangka panjang," ujar Anthony.

Anthony tidak hanya fokus di pasar Australia dan AS saja. Ia juga telah mengarahkan pandangannya untuk berekspansi di kawasan Asia. Dalam satu dekade ke depan, ia akan membangun pabrik di negara-negara Asia Tenggara dan menjalin kerjasama dengan sebuah perusahaan perdagangan di Singapura. Lokasi Australia yang berdekatan dengan Benua Asia menjadi salah satu nilai tambah, selain potensi pasar China dan India yang sangat besar.

Sebagai perusahaan kotak karton bergelombang terbesar kelima di AS dan pebisnis daur ulang, setiap hari Pratt Industries mendaur ulang lebih dari 3.000 ton kertas yang sudah terpakai.

Tak lupa, perusahaan mendonasikan sebagian keuntungannya kepada sejumlah organisasi dan kaum yang membutuhkan. Aksi sumbangan rutin ini memang sudah dimulai sejak lama. Maklum, pada tahun 1978, orangtua Anthony, yakni Richard dan Jeanne membentuk The Pratt Foundation.

Mereka menyumbangkan dana ke berbagai sektor, mulai dari medis, penelitian, edukasi, seni, agama, hingga kelaparan. Organisasi ini juga mendonasikan uang untuk penelitian penemuan obat bagi penyakit AIDS dan kanker.

Karena mengedepankan konsep ramah lingkungan dan daur ulang, Anthony dan entitas bisnisnya telah dianugerahi berbagai penghargaan baik dari mantan Perdana Menteri Inggris Tony Blair, eks Wakil Presiden AS, Al Gore, Ted Turner, hingga Climate Group and Global Green.

Memang tak ada kehidupan yang selalu berjalan dengan mulus. Keluarga Pratt sempat dilanda skandal saat sang ayah memiliki beberapa wanita simpanan.

Beranjak dari keluarga yang mungkin terbilang kurang sempurna, Anthony cukup mendalami agama Yahudi dan menginginkan agar kedua anaknya juga tumbuh di lingkungan dan sisi spiritual yang sama. Di luar itu, penyuka petinju Muhammad Ali ini juga sangat mengidolakan Warren Buffet sebagai role model dalam kehidupan bisnisnya.                    

(Selesai)




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×