kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Anthony Pratt: Generasi ketiga bisnis keluarga (1)


Selasa, 24 Maret 2015 / 13:56 WIB
Anthony Pratt: Generasi ketiga bisnis keluarga (1)
ILUSTRASI. Cuaca besok di Yogyakarata pada Rabu (11/10) cerah berawan hingga berawan


Reporter: Maggie Quesada Sukiwan | Editor: Tri Adi

Masih ingat ungkapan yang berbunyi "Generasi pertama mendirikan, generasi kedua membangun, dan generasi ketiga yang merusak"? Bagi Anthony Pratt, ungkapan ini tak berlaku. Justru di tangan Anthony, bisnis warisan mampu berjaya di panggung internasional.

Di tangan Anthony, kekayaan keluarga Pratt yang berasal dari perusahaan kertas, kemasan dan daur ulang berhasil melambung hingga tiga kali lipat. Pelipatgandaan bisnis ini terjadi sejak sang ayah meninggal dunia, tahun 2009.

Di saat itulah, Anthony resmi mengambil alih kerajaan bisnis keluarga Pratt yang bersumber dari perusahaan Visy Industries dan Pratt Industries. Dari dua entitas perusahaan tersebut, nilai kekayaan Anthony Pratt mencapai US$ 3,7 miliar.

Generasi ketiga keluarga Pratt ini menduduki peringkat orang terkaya ke-481 di dunia versi Forbes. Di tanah kelahirannya Australia, harta berlimpah itu membuat Anthony menyandang status orang terkaya ketujuh.

Sumber terbesar kekayaan Anthony bersumber dari perusahaan kertas, kemasan, dan daur ulang Visy Industries. Kejayaan perusahaan ini tak terlepas dari tangan dingin ayahnya, Richard J Pratt, yang membesarkan perusahaan yang didirikan sang kakek.

Kisah sukses dinasti Pratt bermula saat keluarga ini pindah dari Polandia ke Australia pada 1938 silam. Kala itu, Richard masih berumur empat tahun. Sesampainya di Negeri Kanguru, kakek Anthony mengganti nama keluarga dari Przecicki menjadi Pratt.

Sepuluh tahun sejak berdomisili di Aussie, kakek Anthony yakni Leon Pratt, meminjam duit £ 1.000 dari saudara perempuannya. Dana utangan inilah yang digunakan sebagai modal awal dalam mendirikan Visy Industries pada tahun 1948 di Melbourne, Australia.

Leon tidak sendirian membangun Visy. Awalnya, Visy merupakan perusahaan patungan dari keluarga Pratt, Plotka dan Feldman. Konsep awal bisnis Visy adalah produk kotak karton bergelombang dari mesin hasil daur ulang besi tua.

Leon membangun reputasi bisnis dengan prinsip inovasi, harga kompetitif, serta pelayanan yang memuaskan. Konsep dan prinsip bisnis inilah yang membawa Visy. Aspek menjadi salah satu perusahaan keluarga terbesar di dunia yang bergerak di sektor kertas, kemasan dan daur ulang.

Leon membangun Visy sekitar 20 tahun. Dia tutup usia pada 1969. Visy kemudian dikendalikan generasi kedua, Richard Pratt. Saat peralihan generasi, omzet tahunan perusahaan mencapai US$ 5 juta dengan 200 tenaga kerja.

Sebagai anak tunggal, sejak awal Richard tahu bahwa dia yang akan menjadi penerus bisnis keluarga. Meskipun demikian, saat menghabiskan masa kuliah di University of Melbourne, Richard menggeluti dunia rugby dan teater. Bahkan dia sempat memainkan lakon di beberapa drama terkenal.

Sadar bahwa masa depannya ada di tangan dia, Richard pun meninggalkan dunia akting dan berkomitmen membantu bisnis keluarga secara penuh di akhir 1950-an. Saat memperoleh tongkat estafet kepemimpinan di tahun 1969, banyak yang meragukan kemampuan Richard.

Seiring berjalan waktu, dia berhasil menghapus berbagai keraguan yang timbul. Richard gencar ekspansi dengan membangun pabrik-pabrik baru di New South Wales dan Queensland sepanjang tahun 1970-an.

Pada akhir dekade yang sama, tercatat Visy mampu memproduksi 100.000 ton kotak per tahun. Sejak akhir 1970-an, Richard mendirikan pabrik daur ulang kertas pertama di Sydney. Naluri ekspansi ini menurun kepada Anthony. Dia melahirkan Pratt Industries, perusahaan yang fokus menggarap pasar global.                         

(Bersambung)




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×