Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana
KONTAN.CO.ID - SYDNEY. Perusahaan tambang global Rio Tinto tengah berdiskusi dengan pemerintah federal Australia dan pemerintah negara bagian New South Wales untuk bailout bernilai miliaran dolar guna menyelamatkan smelter aluminium Tomago. Menurut data Australian Financial Review, Jumat (6/6), smelter ini sedang mengalami kesulitan keuangan.
Menurut laporan anonim dikutip Reuters menyebutkan, negosiasi berfokus pada kontrak listrik smelter untuk periode 2026 hingga 2029, serta potensi pemberian insentif berupa kredit pajak produksi dari pemerintah federal.
Hingga saat ini, Rio Tinto maupun kantor Perdana Menteri Anthony Albanese dan Perdana Menteri New South Wales Chris Minns belum memberikan komentar atas laporan tersebut.
Baca Juga: Rio Tinto Dikabarkan Akan Merger dengan Glencore Bentuk Perusahaan Tambang Terbesar
Masa depan fasilitas smelter, yang mayoritas sahamnya dimiliki oleh Rio Tinto, telah menjadi tanda tanya selama beberapa bulan terakhir, sebagian besar disebabkan oleh melonjaknya biaya energi.
Pada Februari 2025, Rio Tinto, produsen bijih besi terbesar di dunia menyatakan akan mengambil keputusan terkait kelanjutan operasional smelter Tomago pada pertengahan tahun ini.
Fasilitas yang berlokasi sekitar 125 kilometer di utara Sydney ini mengonsumsi sekitar 10% pasokan listrik negara bagian New South Wales untuk memproduksi 590.000 ton aluminium per tahun. Selain Rio Tinto, fasilitas ini juga dimiliki oleh CSR dan Hydro Aluminium.
Pemerintah Australia yang berhaluan tengah-kiri telah menjanjikan kredit produksi senilai AS$ 2 miliar pada Januari 2025 untuk mendukung empat smelter aluminium di negara itu, termasuk Tomago, dalam upaya beralih ke energi terbarukan sebelum tahun 2036.