kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ditabrak kereta, bus sekolah terbelah di Prancis


Jumat, 15 Desember 2017 / 12:19 WIB
Ditabrak kereta, bus sekolah terbelah di Prancis


Sumber: BBC | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - PERPIGNAN. Sebuah kereta api dan bus sekolah bertabrakan di dekat Perpignan di selatan Prancis. Kecelakaan terjadi di persimpangan antara Millas dan Saint-Féliu-d'Amont.

Dalam kejadian ini, ada empat anak yang meninggal dan puluhan lainnya cedera. Sekitar dua puluh orang terluka dan 11 di antaranya berada dalam kondisi kritis.

Sebelumnya, bus nahas tersebut menjemput para murid yang berusia antara 13 dan 17 tahun, dari sebuah sekolah menengah terdekat sebelum terjadi kecelakaan.

Sejumlah foto dari tempat kejadian menunjukkan bus terbelah dua akibat kuatnya kecelakaan yang terjadi.

Operator kereta api SNCF mengatakan, saksi melihat palang kereta sudah diturunkan pada saat tabrakan, meskipun hal itu tidak dikonfirmasi.

Bus, yang bertolak dari Christian Bourquin College di Millas, berada di persimpangan saat ditabrak kereta, yang sedang melakukan perjalanan dari Perpignan dengan kecepatan sekitar 80km/jam (50mph). Tingkat visibilitas saat itu dilaporkan bagus.

Seorang saksi yang berada di kereta mengatakan kepada situs berita lokal l'Indenpendant bahwa "kecelakaan itu sangat menyeramkan di mana kereta sepertinya akan tergelincir". Ada sekitar 30 orang yang berada di dalam kereta regional pada saat itu.

Pihak penyidik ​​sedang menunggu untuk mewawancarai pengemudi bus wanita yang mengalami luka ringan dalam kecelakaan tersebut. Kedua pengemudi, baik bus maupun kereta, lolos dari cedera serius.

Carole Delga, presiden dewan daerah Occitanie, mengatakan daerah persimpangan berada dalam kondisi yang sangat baik dan telah ditingkatkan baru-baru ini. "Tingkat visibilitas di persimpangan sangat baik," katanya.

SNCF mengatakan bahwa pihaknya menggunakan palang otomatis dengan sinyal standar dan tidak dianggap berbahaya.

Tapi nenek dari seorang gadis berusia 11 tahun yang terluka dan berada di dalam bus menceritakan sebuah cerita yang sangat berbeda. Cucunya menceritakan bahwa palang kereta tidak turun tapi tetap terangkat. "Lampu merah yang biasanya berkedip tidak menyala," katanya.

"Sopir (bus) itu lewat dan berhenti setengah jalan, dan disitulah kereta menabraknya," cerita sang nenek.

Operator kereta api SNCF telah melakukan modernisasi penyeberangan di seluruh Prancis dalam beberapa tahun terakhir, menyusul banyaknya kecelakaan yang terjadi.

Perdana Menteri Edouard Philippe, yang mengunjungi lokasi kejadian, mengatakan tugas mengidentifikasi korban terbukti sangat sulit.

"Prioritas pada tahap ini adalah memberikan informasi yang tepat kepada keluarga yang hidup dalam masa sulit yang harus kita buat sesingkat mungkin," katanya.

Sekitar 70 anggota tim reaksi cepat dan empat helikopter dikerahkan sebagai bagian dari upaya penyelamatan.

Menteri Transportasi Elisabeth Borne menyebut kecelakaan tersebut sebagai "kecelakaan mengerikan" dan Menteri Pendidikan Jean-Michel Blanquer dijadwalkan mengunjungi pusat konseling yang didirikan di Christian Bourquin College pada hari Jumat.

Sebuah pernyataan dari kantor kementerian pendidikan mengatakan bahwa dia akan melakukan kunjungan untuk mendukung siswa, keluarga, guru dan seluruh komunitas pendidikan.

Dalam sebuah tweet, Presiden Prancis Emmanuel Macron menyampaikan belasungkawanya.  "Semua pikiran saya untuk korban kecelakaan mengerikan yang melibatkan bus sekolah, dan juga keluarga mereka. Negara sepenuhnya dimobilisasi untuk membantu mereka," tweet Macron.




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×