kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ekonomi Brasil kian memburuk


Rabu, 05 Oktober 2016 / 16:07 WIB
Ekonomi Brasil kian memburuk


Reporter: Barratut Taqiyyah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

BRASIL. Ekonomi Brasil belum mampu bangkit saat ini. Bahkan dapat dikatakan, kondisi perekonomian negara Amerika Latin ini semakin memburuk sejak sidang impeachment mantan Presiden Dilma Rousseff digelar pada Mei lalu.

Sekitar 12 juta warga Brasil tak memiliki pekerjaan. Jumlah tersebut naik dari posisi tahun lalu yang hanya sebanyak 8,8 juta orang. Selasa (4/10) kemarin, pemerintah Brasil mengumumkan, tingkat produksi industri negara tersebut mengalami penurunan yang cukup dalam pada Agustus. Penurunan tersebut menghapus seluruh kenaikan yang terjadi dalam lima bulan terakhir.

Selain itu, Badan Moneter Internasional (IMF) juga memberikan evaluasi yang negatif mengenai ekonomi Brasil kemarin.

"Tingkat kepercayaan di Brasil berada di titik terendah. Kredibilitas kebijakan terpukul oleh sejumlah kejadian yang menyebabkan terjadinya perubahan rezim," jelas ekonom IMF dalam World Economic Outlook.

Asal tahu saja, saat ini ekonomi Brazil mengalami resesi terburuk di sepanjang. Bahkan periode terjadinya resesi merupakan yang terlama sejak 1930 lalu. IMF mengestimasi, pertumbuhan ekonomi Brasil akan semakin melambat tahun depan.

Tahun lalu, perekonomian negara Amerika Latin terbesar ini mengerucut 3,8%. IMF meramal, ekonomi mereka akan kian menyusut 3,3% tahun ini.

Ada beberapa penyebab yang melatarbelakangi proyeksi IMF. Pertama, pasar tenaga kerja Brasil semakin mini. Demikian pula dengan tingkat upah yang turun 3% pada Agustus.

Kemudian, angka pengangguran Brasil melonjak ke posisi 11,8%, naik dari posisi 8,7% tahun lalu. Produksi industri Brasil juga turun 3,8% pada Agustus jika dibandingkan Juli lalu.

Presiden Brasil yang baru, Michel Temer, berupaya mengeluarkan Brasil dari resesi. Namun, perubahan yang dilakukan belum terlihat hasilnya.

"Meski pemerintah mempertahankan retorika yang market friendly, namun reformasi yang dilakukan cukup mengecewakan," jelas Dan Raghoonundon, Latin America equity analyst Janus Capital.




TERBARU

[X]
×