kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Investor Eropa rela bayar untuk memarkir dananya


Sabtu, 14 Juli 2012 / 15:24 WIB
Investor Eropa rela bayar untuk memarkir dananya
ILUSTRASI. Siluet warga melintasi jalan di kawasan Asia Afrika, Bandung, Jawa Barat, Jumat (18/6/2021). Cuaca besok di Jawa dan Bali cerah hingga hujan petir, menurut prakiraan BMKG. ANTARA FOTO/Novrian Arbi.


Reporter: Rika Theo, Bloomberg, CNN Money |

BERLIN. Investor Eropa berburu safe haven, tempat mereka bisa memarkir uang dengan aman. Demi memperoleh rasa aman ini, mereka rela menaruh duit tak mendapat imbal hasil apa-apa. Bahkan, mereka juga tak menolak untuk membayar.

Lihat saja, surat-surat utang pemerintah di Eropa saat ini memiliki imbal hasil (yield) negatif. Artinya, investor yang meminjamkan dana ke pemerintah harus merugi. Mereka membayar beban sejumlah yield negatif itu jika memegangnya sampai jatuh tempo.

Pekan ini, harga surat utang pemerintah dengan peringkat tertinggi di Eropa yakni surat utang pemerintah Jerman bertenor dua tahun melambung jauh. Alhasil imbal hasil instrumen berjuluk bund dengan kupon 0% itu anjlok ke rekor terendah sepanjang masa di level -0,052%.

Jerman punya banyak teman senasib. Surat utang Austria, Belgia, Prancis, Belanda, bahkan Finlandia juga masuk teritori negatif. Inilah tren yang menerpa pasar obligasi Eropa sekarang.

Pekan lalu, untuk pertama kalinya surat utang Belanda berjangka waktu 2 tahun pun berimbal hasil negatif, yaitu -0,008%. Yield surat utang Austria bertenor sama juga melorot ke rekor terendahnya di -0,019%. Sedangkan surat utang Finlandia merosot imbal hasilnya ke -0,008%.

Semuanya adalah surat utang dengan rating bagus dan berjangka pendek, sehingga dinilai aman.

Bak menyimpan duit di bawah kasur

Tren tersebut menggambarkan investor mencari aman dan menghindari risiko seiring krisis yang sudah memakan korban Yunan, Portugal, dan Irlandia. Di pihak lain, yield obligasi terbitan Italia dan Spanyol melejit pekan ini lantaran investor meminta bayaran tinggi untuk memegang aset yang dinilai berisiko.

Imbal hasil atawa yield senantiasa berbanding terbalik dengan harga obligasi. Jika harga surat utang naik, maka yield akan turun. Yield negatif artinya investor membayar pemerintah yang telah meminjam uang mereka.

“Analogi yang saya gunakan adalah seperti menyimpan uang di bawah kasur. Investor mempercayai negara utama dan negara-negara di luar Eropa untuk mengembalikan dana mereka, bahkan jika untuk menitipkannya itu mereka harus membayar,” kata Fixed Income Strategist Schwab, Kathy Jones.

Kenapa mereka mau? Investor maupun bankir kini tak punya banyak pilihan. Baru-baru ini bank sentral Eropa (ECB) memangkas bunga deposito overnight untuk perbankan ke 0%. Tanpa mendapat imbal hasil dari ECB, bank-bank mencari tempat penyimpanan dana lainnya yang juga aman. “Dan ini berarti surat utang jangka pendek di negara yang berisiko paling rendah di Eropa,” tutur Nicholas Spiro, Direktur Spiro Sovereign Strategy di London.




TERBARU

[X]
×