kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kenapa insiden Las Vegas tak disebut terorisme?


Selasa, 03 Oktober 2017 / 13:56 WIB
Kenapa insiden Las Vegas tak disebut terorisme?


Sumber: Kompas.com | Editor: Rizki Caturini

KONTAN.CO.ID - Pemerintah Amerika Serikat enggan menyebut insiden penembakan di Las Vegas pada Minggu (1/10) malam sebagai aksi terorisme, melainkan kejahatan tunggal alias lone wolf. Pasalnya, pelaku diyakini hanya satu orang, yakni seorang pria bersenjata bernama Stephen Paddock (64 tahun).

Stephen Paddock yang menjadi pelaku penembakan Las Vegas tak terafiliasi dengan kelompok militan mana pun. Selama ini, aksi terorisme erat kaitannya dengan kelompok radikal yang memiliki bias rasial atau bias agama.

Kendati demikian, netizen berbondong-bondong meminta pemerintah melabeli insiden penembakan Las Vegas di sela-sela konser musik country tersebut sebagai aksi terorisme.

Tak peduli motif di baliknya, yang jelas korban jatuh di penembakan Las Vegas lebih banyak ketimbang penembakan di klub malam di Orlando, Amerika Serikat, tahun lalu.  

Beberapa netizen menilai pemerintah Amerika Serikat tak menyebut insiden penembakan Las Vegas sebagai aksi terorisme, karena pelakunya merupakan orang lokal berkulit putih. Presiden AS, Donald Trump juga tidak menggunakan kata "teroris" dalam pidatonya pasca-aksi penembakan Las Vegas.

“Ini jelas-jelas adalah terorisme. Teror tak terbatas pada ras, gender, atau agama. Demokrat dan Republikan tolong bersatu sekarang #guncontrol,” kata penyanyi pop kawakan, Lady Gaga (@ladygaga).


Mereka juga melontarkan protes lewat Twitter, salah satunya bernama @citybiebs.

“Apa yang terjadi di Las Vegas adalah aksi terorisme. Jangan membuatnya terdengar lebih manis hanya karena pelakunya adalah orang kulit putih. Katakanlah apa adanya,” kata dia.


“Hati saya hancur untuk Las Vegas. Kita butuh cinta, persatuan, kedamaian, kontrol senjata, dan orang-orang perlu melihat serta menyebut insiden ini secara apa adanya yakni terorisme,” kata pelantun lagu Almost is Never Enough, Ariana Grande (@ArianaGrande).


Peristiwa penembakan di Las Vegas menjadi yang terbesar dalam sejarah modern Amerika Serikat. Tak kurang dari 58 orang tewas dan 400 lainnya luka-luka.

Kata "tererorisme" (terrorism) sendiri menjadi kata yang paling banyak dicari di situs kamus Merriam-Webster di hari kejadian, seperti diungkap oleh akun Twitter layanan kamus tersebut.

Menurut kamus Merriam-Webster, kata terrorism diartikan sebagai “the use of violent acts to frighten the people in an area as a way of trying to achieve a political goal,” alias penggunaan aksi kekerasan untuk menakut-nakuti orang di suatu area, sebagai cara untuk mencapai tujuan politis tertentu.

(Fatimah Kartini)

Berita ini telah ditayangkan di Kompas.com dengan judul: Netizen Desak Penembakan Las Vegas Disebut sebagai "Aksi Terorisme"




TERBARU

[X]
×