kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Libanon mendapat bantuan dana US$ 11 miliar dari Konferensi Paris


Sabtu, 07 April 2018 / 09:42 WIB
 Libanon mendapat bantuan dana US$ 11 miliar dari Konferensi Paris
ILUSTRASI. Nabih Berri - Lebanon


Reporter: Agung Jatmiko | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - PARIS. Libanon mendapatkan bantuan lebih dari US$ 11 miliar pada Konferensi Paris yang bertujuan menggalang dukungan internasional untuk program investasi untuk meningkatkan ekonominya.

Mengutip Reuters, Jumat (6/4), bantuan tersebut mencakup US$ 10,2 miliar dalam bentuk pinjaman dan hibah sebesar US$ 860 juta.

Libanon, yang terpengaruh perang saudara di Suriah kini menampung lebih dari satu juta pengungsi Suriah. Pemerintah Libanon menginginkan dana untuk investasi untuk merombak infrastruktur dan mengangkat pertumbuhan ekonomi yang kian turun.

Para donor pada gilirannya ingin melihat Libanon berkomitmen terhadap reformasi yang telah lama terhenti. Menanggapi permintaan tersebut, Perdana Menteri Libanon, Saad al-Hariri berjanji untuk mengurangi defisit anggaran sebagai persentase dari PDB sebesar 5% dalam lima tahun mendatang.

Presiden Perancis, Emmanuel Macron mengatakan kepada Hariri dalam konferensi pers bahwa bantuan itu bertujuan untuk memberi Lebanon awal yang baru, menambahkan bahwa bantuan tersebut menempatkan tanggung jawab yang belum pernah terjadi sebelumnya pada pihak berwenang di Libanon untuk melaksanakan reformasi dan menjaga perdamaian.

Pejabat Libanon mengatakan bantuan itu termasuk US$ 4 miliar dalam pinjaman Bank Dunia,  € 1,1 miliar atau setara dengan US$ 1,35 miliar pinjaman dari Bank Eropa untuk Rekonstruksi dan Pembangunan atau European Bank for Reconstruction and Development (EBRD) dan pembaharuan garis kredit sebesar US$ 1 miliar yang sebelumnya dijanjikan dari Arab Saudi.

Konferensi Paris, yang beranggotakan 50 negara dan organisasi, termasuk Arab Saudi, Amerika Serikat, Rusia dan Qatar, memutuskan untuk membentuk mekanisme tindak lanjut untuk melacak kemajuan menuju reformasi.

Para diplomat mengatakan keberhasilan Lebanon dalam menarik dukungan internasional dari donor dan sektor swasta akan bergantung pada reformasi.

“Lebanon membutuhkan investasi yang signifikan untuk meningkatkan infrastruktur dasarnya, yang saat ini tidak lagi memungkinkan untuk menyediakan layanan publik yang penting bagi semua warga negara ini dalam kondisi yang baik,” kata Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Yves Le Drian pada konferensi tersebut, dilansir dari Reuters.

Le Drian menambahkan, Prancis akan menyediakan € 400 juta dalam bentuk pinjaman konsesi dan  € 150 juta dalam donasi untuk Libanon, yang masih membangun kembali dari perang sipil yang terjadi selama 1975 hingga 1990.




TERBARU

[X]
×