kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Otoritas bursa AS selidiki lapkeu Alibaba


Jumat, 27 Mei 2016 / 06:23 WIB
Otoritas bursa AS selidiki lapkeu Alibaba


Reporter: Yuwono Triatmodjo | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

WASHINGTON. Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat atau disebut juga US Securities and Exchange Commission (SEC) dikabarkan sedang melakukan investigasi terhadap Alibaba Group Holding Ltd.

Investigasi SEC diarahkan pada praktik akuntansi yang dilakukan oleh perusahaan belanja online atawa e-commerce asal Negeri Tembok Besar itu.

Seperti diberitakan Wall Street Journal, Rabu (25/5), SEC meminta Alibaba untuk memberikan rincian akuntansi untuk pengiriman terafiliasi, data operasional pengiriman pada perayaan hari belanja online tahunan dan terbesar di China atau yang dikenal dengan istilah single day.

Terkait dengan perayaan single day yang berlangsung 11 November 2015 lalu, SEC mendapatkan laporan, Alibaba mampu membukukan penjualan kotor hingga US$ 14.4 miliar hanya dalam sehari.

SEC menduga, perayaan yang mirip dengan cyber monday di AS tersebut penggunaan metode akuntansi yang tidak lazim sehingga sulit dibandingkan dengan perusahaan sejenis.

Terkait soal afiliasi, Alibaba dan sang pemiliknya Jack Ma, merupakan pihak yang sangat disegani dan banyak yang ingin menjalin kerjasama dengan mereka. Maka tidak heran bila Alibaba terlibat dalam banyak bisnis seperti sistem pembayaran, jasa keuangan, hingga bisnis pertelevisian dan film.

Contoh di Amerika, Alibaba punya banyak saham seperti pada perusahaan taksi online bertajuk Lyft Inc, perusahaan e-commerce penyedia logistik ShopRunner Inc dan operator belanja Jet.com Inc.

Rupanya banyak investor yang mengeluh karena tidak mengetahui persis perusahaan yang terafiliasi dengan Alibaba. "Kami sulit mengukur seberapa menguntungkan atau tidak bisnis ini," tutur Jim Chanos dari Kynikos Associates LP.

Seperti dalam satu kasus, sejumlah investor mempertanyakan keberadaan perusahaan jasa logistik bernama Cainiao yang 47% sahamnya dimiliki Alibaba. Sebanyak 60% pendapatan Cainiao diperoleh berdasarkan transaksi dari sang induk.

Namun Alibaba tak pernah merilis biaya yang keluarkan untuk membayar jasa pengiriman Cainiao. Padahal Jurubicara Alibaba menjelaskan bahwa kerugian bersih Cainiao tahun fiskal tahun 2015-2016 melonjak dari 90 juta yuan menjadi 295 juta yuan.




TERBARU

[X]
×