kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tren suku bunga acuan berbalik arah


Kamis, 04 Februari 2016 / 12:38 WIB
Tren suku bunga acuan berbalik arah


Reporter: Christine Novita Nababan | Editor: Yudho Winarto

FRANKFURT. Tren suku bunga bakal berbalik arah. Sejumlah bank sentral di dunia diramakan memangkas suku bunga acuan lagi. Alasannya, volatilitas pasar keuangan dan momok deflasi yang kembali menghantui dunia.

Kekacauan pasar finansial China akibat devaluasi mata uang yuan mendorong bank sentral mulai dari Eropa, Kanada, Australia hingga India memberikan sinyal pelonggaran suku bunga. Hal ini ditempuh bank sentral dunia untuk melecut pertumbuhan di tengah perang mata uang.

"Risiko terbesar bagi perekonomian dunia saat ini adalah kebijakan agresif devaluasi di China. Dengan ketidakpastian dan volatilitas yang tinggi, hal itu akan memiliki konsekuensi besar bagi semua negara," terang salah satu gubernur bank sentral di Eropa yang enggan disebutkan namanya kepada Reuters, kemarin.

Belakangan, Bank Sentral Eropa (ECB) merespon petaka finansial China dengan memberi tanda penurunan suku bunga pada Maret nanti. Sedangkan Bank Sentral Inggris (BOE) yang akhir tahun lalu berniat untuk mengerek suku bunga, menarik kembali rencana tersebut.

Era bunga negatif

Pelaku pasar memprediksi, bunga deposito ECB berpeluang turun menjadi minus 0,5% dari saat ini minus 0,3%. Bank Sentral Australia, Bank Sentral Kanada, Swedia Riksbank dan Bank Sentral India juga punya hasrat sama.

Gubernur Bank Sentral India Raghuram Rajan mengatakan, pihaknya masih memiliki ruang untuk pelonggaran suku bunga. "Rajan akan memotong suku bunga 25 basis poin (bps) pada rapat April nanti, merespon kebijakan anggaran pemerintah akhir bulan ini," ujar Pranjul Bhandari, ekonom HSBC seperti dilansir Bloomberg, Rabu (3/2).

Jika bank sentral lain masih sebatas niat, Bank Sentral Jepang  atau Bank of Japan (BOJ) langsung bertindak. Pekan lalu, tanpa diduga-duga, BoJ menurunkan suku bunga acuan ke wilayah negatif dan meninggalkan tarif nol demi membangkitkan ekonomi. "Jepang memberikan sinyal kuat bahwa suku bunga nol sudah tidak efektif lagi," tutur George Saravelos, analis Deutsche Bank.

Lain lagi halnya dengan Bank Sentral Amerika Serikat (The Federal Reserve). Setelah mengerek suku bunga untuk pertama kali pada Desember 2015, The Fed tetap menjadi penentu arah suku bunga dunia.

Proyeksi pasar, The Fed bakal menunda kenaikan bunga selanjutnya. Proyeksi ini pula yang memberanikan bank sentral lain untuk memangkas bunga. Bank sentral nekat pangkas bunga sebelum The Fed bergerak naik.   




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×