kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

1 Juta dosis vaksin Covid-19 di Nigeria terbuang percuma karena kedaluwarsa


Rabu, 08 Desember 2021 / 14:39 WIB
1 Juta dosis vaksin Covid-19 di Nigeria terbuang percuma karena kedaluwarsa
ILUSTRASI. Seorang pria menerima vaksin Covid-19 AstraZaneca/Oxford, didonasikan untuk Kenya oleh Pemerintah Inggris, di Nairobi, Kenya, Minggu (8/8/2021).


Sumber: Reuters | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - DAKAR. Di tengah kelangkaan vaksin di sejumlah negara Afrika lainnya, ada satu juta dosis vaksin Covid-19 di Nigeria yang kedaluwarsa bulan lalu tanpa digunakan. Ini sekaligus menandai kehilangan terbesar dalam satu waktu.

Dilansir dari Reuters, dosis vaksin yang kedaluwarsa merupakan produk AstraZeneca yang dikirim dari Eropa. Semuanya dipasok melalui program COVAX yang dipimpin oleh GAVI dan WHO.

Sumber lain menyebutkan, sejumlah dosis tiba di Nigeria 4-6 minggu menjelang kedaluwarsa dan pada akhirnya tidak bisa digunakan tepat waktu.

Saat ini, penghitungan jumlah dosis yang kedaluwarsa masih berlangsung sehingga jumlah pastinya belum diketahui. Kemungkinan besar jumlahnya masih akan terus bertambah.

Menurut data WHO, kurang dari 4% orang dewasa di Nigeria yang telah menerima vaksinasi lengkap. Nigeria sendiri merupakan negara terpadat di Afrika dengan populasi lebih dari 200 juta jiwa.

Baca Juga: Lebanon akan denda warga yang tidak divaksin dan menularkan Covid-19

Banyaknya dosis yang kedaluwarsa ini diduga disebabkan karena Nigeria tidak memiliki kapasitas yang baik untuk mengelola vaksin dalam jumlah besar. Keterbatasan ini juga didukung oleh dosis vaksin yang sebagian besar memiliki masa simpan yang pendek.

"Nigeria melakukan semua yang bisa dilakukan. Tapi, mereka berjuang dengan vaksin yang berumur pendek. Sekarang pasokan tidak dapat diprediksi dan mereka mengirim terlalu banyak," kata seorang sumber anonim kepada Reuters.

WHO saat ini mengakui, memang ada banyak dosis yang telah kedaluwarsa dan gagal digunakan, namun tidak mau menyebutkan jumlahnya. Mereka meyakinkan, ada sekitar 800.000 dosis lain, yang memasuki masa kedaluwarsa pada Oktober lalu, semuanya telah digunakan tepat waktu.

"Pemborosan dalam sektor vaksin seperti ini memang kerap terjadi dalam program imunisasi apa pun. Dalam konteks Covid-19, ini adalah fenomena global," kata WHO dalam sebuah pernyataan.

Terbuangnya dosis vaksin di Nigeria sepertinya menjadi salah satu yang terbesar dalam waktu yang singkat. Jumlahnya bahkan lebih besar dari total vaksin yang telah diterima beberapa negara lain di kawasan itu.




TERBARU

[X]
×