Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - Di dunia saat ini, di mana kesuksesan sering dikaitkan dengan pencapaian finansial, status, dan jabatan yang mengesankan, Warren Buffett menawarkan perspektif yang menyegarkan. Yaitu, kesuksesan sejati adalah tentang cinta yang kita bagi.
Melansir Inc.com, Buffett pernah berkata: "Pada dasarnya, saat Anda mencapai usia saya, Anda akan benar-benar mengukur kesuksesan Anda dalam hidup dengan seberapa banyak orang yang Anda ingin Anda cintai benar-benar mencintai Anda."
Kebijaksanaan Buffett menyentuh inti dari apa yang penting. Dia berupaya mengingatkan semua orang bahwa, pada akhirnya, mata uang kehidupan yang sebenarnya adalah hubungan yang dibina yang mengarah pada cinta dua arah alias saling mencintai.
Tak perduli apakah Anda seorang pemimpin, manajer, pendiri, atau CEO, menurut Buffett, cinta dalam konteks bisnis yang tepat, memang penting untuk kepemimpinan.
Misalnya saja, ketika seseorang dengan mudah menggunakan kata cinta dalam percakapan santai, wajar saja jika dia mengungkapkannya mengenai orang, tempat, dan hal-hal tertentu.
Mengaku cinta kepada perguruan tinggi atau universitas yang kita datangi dapat diterima. Bahkan sangat dapat diterima untuk menyatakan cinta kita kepada celana jins khusus yang mungkin hanya kita kenakan beberapa kali dalam setahun.
Baca Juga: Robert Kiyosaki Beberkan Pola Pikir yang Membedakan Orang Kaya dengan Orang Miskin
Di tempat kerja, kita mungkin pulang ke rumah dan dengan bangga mengatakan kepada orang-orang yang kita cintai, "Saya mencintai pekerjaan saya," atau "Saya mencintai rekan kerja saya."
Namun, para pemimpin tidak selalu merasa nyaman mengungkapkan cinta kepada tim yang mereka awasi. Mereka mungkin menghabiskan hampir separuh waktu mereka dengan para karyawan untuk melakukan pekerjaan yang baik demi kepuasan pelanggan. Akan tetapi, mereka merasa sulit untuk memasukkan kata cinta ke dalam urusan bisnis.
Yang ingin Buffett tekankan, untuk setiap pemimpin yang malu atau takut mencampurkan cinta dengan pekerjaan, ini adalah saatnya berubah. Pasalnya, banyak pemimpin lain yang perilaku kepemimpinannya tanpa malu-malu menunjukkan cinta untuk tim, perusahaan, pelanggan, budaya, dan semua yang mereka sumbangkan kepada dunia.
Seorang pemimpin harus mengembangkan pemikirannya terkait kemungkinan penciptaan lingkungan kerja yang lebih penuh kasih, berpusat pada manusia, dan manusiawi yang menghasilkan hasil yang menguntungkan.
Sebagai seorang pemimpin, Anda memiliki kekuatan untuk menciptakan tempat kerja di mana cinta dan perhatian bukan hanya sekadar kata-kata tetapi prinsip-prinsip panduan.
Baca Juga: Ajarkan Anak-Anak Soal Uang, Ini Metode Unik yang Dilakukan Warren Buffett