Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Lebih dari 1,5 juta orang kehilangan nyawa karena akibat virus corona (Covid-19) dengan satu kematian dilaporkan rata-rata setiap sembilan detik setiap minggu.
Melansir Reuters, setengah juta kematian terjadi hanya dalam dua bulan terakhir. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat keparahan pandemi masih jauh dari kata usai. Hampir 65 juta orang di seluruh dunia telah terinfeksi oleh penyakit tersebut dan negara yang terkena dampak terparah, Amerika Serikat, saat ini sedang berjuang melawan gelombang ketiga infeksi virus corona.
Dalam seminggu terakhir saja, lebih dari 10.000 orang di dunia meninggal rata-rata setiap hari, yang terus meningkat setiap minggu. Banyak negara di seluruh dunia sekarang berjuang melawan gelombang kedua dan ketiga, bahkan lebih besar dari gelombang pertama. Kondisi ini memaksa diberlakukannya pembatasan baru pada kehidupan sehari-hari.
Reuters memberitakan, data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menunjukkan, virus corona baru menyebabkan lebih banyak kematian dalam setahun terakhir daripada tuberkulosis pada 2019 dan hampir empat kali lipat jumlah kematian akibat malaria.
Baca Juga: Lagi kasus corona di Indonesia rekor, ini pedoman baru pemakaian masker dari WHO
Robert Redfield, kepala Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS, pada Rabu memperingatkan bahwa pandemi akan menimbulkan krisis kesehatan paling parah di negara itu selama beberapa bulan ke depan, sebelum vaksin tersedia secara luas.
“Saya benar-benar yakin ini akan menjadi saat tersulit dalam sejarah kesehatan masyarakat bangsa ini,” kata Redfield dalam presentasi streaming langsung yang diselenggarakan oleh Yayasan Kamar Dagang AS seperti yang dilansir Reuters.
Baca Juga: Tak rekomendasikan paspor kekebalan, WHO siapkan sertifikat vaksinasi digital
Amerika Serikat terus memimpin dalam hal kematian, dengan lebih dari 273.000 kematian. Wilayah Amerika Utara dan Amerika Latin yang digabungkan memiliki lebih dari 50% dari semua kematian akibat virus corona yang dilaporkan.
Wilayah Amerika Latin, yang paling parah terkena dampak global dalam hal kematian, baru-baru ini melaporkan angka kematian melampaui lebih dari 450.000 jiwa.