Sumber: Reuters | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dua dekade sejak kemunculannya, YouTube telah berevolusi jauh dari citra awal sebagai wadah video amatir berdurasi singkat dan berbiaya rendah. Kini, dengan 2,7 miliar pengguna global, termasuk selebritas dunia seperti Dua Lipa, platform ini menjadi saluran utama konsumsi video digital.
Di Amerika Serikat, YouTube bahkan telah menjadi cara paling populer masyarakat menonton TV, menyalip dominasi Disney. Menurut data Nielsen, pada Juli 2025 YouTube menguasai 13,4% pangsa tontonan AS, sedangkan Disney berada di angka 9,4%.
YouTube Siapkan Masa Depan dengan AI
Pada acara tahunan Made on YouTube, Selasa (16/9), manajemen YouTube – yang berada di bawah naungan Alphabet (Google) – memaparkan visi masa depan: menguasai industri hiburan dengan kecerdasan buatan (AI).
Baca Juga: YouTube dan Fox Capai Kesepakatan, Cegah Gangguan Akses Siaran di YouTube TV
CEO YouTube Neal Mohan menegaskan bahwa AI bukanlah ancaman bagi pembuat konten, melainkan alat bantu.
“Ini hanyalah tools, tidak lebih. Tidak ada studio, jaringan, perusahaan teknologi, atau AI yang akan memiliki masa depan hiburan,” ujar Mohan.
Mohan menambahkan, menjadi kreator YouTube kini bisa dianggap sebagai karier yang viabel, terhormat, dan berkelanjutan, seiring meningkatnya integrasi AI dalam proses produksi konten.
Persaingan dengan Disney dan Lonjakan Pendapatan
Dengan dukungan finansial Google serta keunggulan teknologi AI, YouTube semakin memperlebar jarak dari Disney. Analis MoffettNathanson memperkirakan pendapatan YouTube tahun ini akan melampaui Disney, yang pada 2024 meraih hampir US$60 miliar dari bisnis media.
Meski Alphabet tidak rutin melaporkan kinerja YouTube secara terpisah, perusahaan mengungkapkan gabungan pendapatan iklan dan langganan YouTube mencapai lebih dari US$50 miliar dalam empat kuartal hingga September 2024.
Kreator Ambil Alih Panggung Hiburan
YouTube kini melahirkan bintang baru yang menyaingi popularitas selebritas Hollywood. Kreator seperti Mark Rober, Smosh, dan Brandon B. – masing-masing dengan lebih dari 16 juta subscriber – tampil di panggung acara.
Bagi generasi muda, para kreator ini bahkan menggantikan posisi host acara TV larut malam yang kian kehilangan penonton. Beberapa kreator reinvestasi besar, membangun studio produksi ala Hollywood untuk menghasilkan konten dengan standar profesional.
Baca Juga: Bukan Youtube atau Instagram, Inilah Media Sosial Paling Populer di Indonesia
YouTube juga mengungkap telah membayar lebih dari US$100 miliar kepada kreator dalam empat tahun terakhir, menjadikan profesi ini semakin menjanjikan.
AI Melahirkan Lebih dari 30 Fitur Baru
Tahun ini, YouTube tiga kali lipat lebih agresif dibanding peluncuran fitur tahun sebelumnya, dengan menghadirkan lebih dari 30 produk baru berbasis AI.
Beberapa fitur unggulan meliputi:
-
Shopping link otomatis dalam video.
-
AI editor cepat untuk menyusun potongan video menjadi draft awal.
-
Visual AI untuk podcast audio, yang menambahkan video generatif pada konten suara.
-
Speech-to-song generator, mengubah ucapan menjadi lagu.
Wakil Presiden YouTube Amjad Hanif menyebut, kecepatan pengembangan produk ini tak lepas dari internal karyawan YouTube sendiri yang kini mengandalkan AI untuk mempercepat ideasi.